Balita Meninggal Saat Dirawat, Keluarga Tuduh Salah Penanganan

592

rs-darma-husada-probolinggoMayangan (Wartabromo)– Seorang Balita meninggal dunia di Rumah Sakit Dharma Husada Kota Probolinggo Jum’at (14/3/2014) sore. Balita itu menghembuskan nafasnya yang terakhir saat tim medis melakukan penanganan sedot lendir tenggorokan terhadap Tsaqif nama Balita yang masih berusia 2 tahun tersebut.

Keluarga pasien menduga, kalau saat melakukan sedot lendir terhadap balitu itu, ada kesalahan teknis yang dilakukan oleh dokter yang dibantu oleh seorang perawat tersebut. Sebab, alat selangĀ  untuk sedot lendir masih terpasang di mulut korban sehingga menyumbat saluran pernafasan. Selang itu sendiri terpasang dan perawatnya mengambil peralatan di lantai bawah.

Santuso (32) orang tua Balita Asal Kelurahan Ketapang Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo mengaku, kalau saat masuk ke rumah sakit, korban mengalami sakit panas dan batuk berdahak.

Baca Juga :   Rekom PKB Golkar dan Hanura Akan Diserahkan, Koalisi Pasangan Adjib Bertambah

“Anak saya sakit panas sudah dua hari, sehingga kami mengajaknya berobat,”ucap ayak korban sambil mengusap air mata.

Suhu panas yang di derita oleh Tsaqif mencapai 41 derajat selsius. Sehingga dokter memvonis, kalau balita itu mengalami sakit di bagian radang otak dan infeksi paru-paru basah.

“Anak saya katanya dokter terkena paru-paru basah dan radang otak setelah di lakukan pemeriksaan. Saya sudah, tidak bisa ketemu dengan dia (Tsaqif) lagi,” sambung suami istri Nur Jannah (29) ini.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah , dr Isna Hajar Mursidah membantah dugaan salah teknis penanganan pasiennya, menurutnya, penanganan untuk korban sudah sesuai prosedur yang ada.

“Penanganan kepada pasien sudah sesuai prosedur. Tidak ada yang keliru dalam penangananya itu,”ucap dokter jaga rumah sakit setempat.

Baca Juga :   Anggotanya Diadukan ke Propam, Begini Tanggapan Kapolres Probolinggo Kota

Dijelaskannya, selang itu dipasang di mulut balita, memang disengaja lantaran digunakan untuk mengganjal lendir di dalam mulut.

“Itu hanya katanya dia (keluarga korban) saja,”jelas dokter itu.

Sebelumnya, pihak keluarga menuntut supaya dokter bisa mempertanggung jawabkan tewasnya balita yang diduga akibat malapraktek tersebut.”Kita nanti akan jelaskan kepada keluarga pasien,”janji dr Isna Hajar Mursidah. (rhd/yog)