Sikapi Dugaan Penistaan oleh Mantan PNS, MUI Probolinggo Masih Tabayyun

748

Probolinggo (wartabromo.com) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo belum menyatakan sikap resmi terkait dugaan penistaan agama Islam oleh Rido’i, warga Desa Sebaung, Kecamatan Gending. Sementara polisi masih melakukan penyelidikan.

MUI mengambil langkah hati-hati agar persoalan itu tak meresahkan masyarakat. Sikap itu dinyatakan oleh Sekretaris MUI Pronolinggo, Yasin. “Kami mengikuti perkembangan dugaan penistaan itu. Kami sudah meminta MUI Kecamatan Gending untuk Tabayyun dan mengumpulkan data di lapangan,” kata Yasin melalui sambungan selulernya, Jumat (2/1/2018).

Tabayyun atai mengklarifikasi tersebut dilakukan kepada kedua belah pihak, baik kepada terlapor maupun pelapor.

Terpisah, Kasatreskrim Polres Probolinggo AKP Riyanto, mengakui saat ini pihaknya pihaknya masih tahap penyelidikan. “Memang benar ada aduan masyarakat soal dugaan penistaan agama. Sudah kami akan tindak lanjuti. Akan klarifikasi dulu kebenaran dan maksud dari terlapor,” ujarnya.

Baca Juga :   Nenek Asal Banyuanyar Tewas setelah Terperosok Limbah Pabrik Gula

Sebagaimana diwartakan, Rido’i (63), seorang pensiunan PNS dilaporkan oleh Saudi, tetangganya. Pasalnya, mantan guru agama Islam di SMA Gending itu, menulis sebuah kalimat ‘Sholat tidak perlu wudhu’ pada sebuah papan yang diletakkan di depan rumahnya.

Rido’i sendiri tidak menampik jika dia yang memasang papan tulisan tersebut. Tulisannya itu, kata Rido’i, untuk berdakwah ke masyarakat. Karena saat pengajian dimana ia menjadi penceramahnya, banyak orang yang tidak hadir. “Yang perlu dipertanyakan adalah pengetahuan orang-orang yang mempersoalkan tulisannya tersebut. Menurut saya tidak meresahkan. Bagi yang mengerti, pasti bisa menerima. Bagi yang tidak cocok (dengan tulisan), seharusnya bisa tanya,” tuturnya.

Menurutnya tulisan itu tidak menista agama. Sebab menurutnya sholat memang boleh tanpa wudhu. Dimana memang tidak harus wudhu, bisa tayamum. “Saya siap untuk diklarifikasi oleh polisi. Tapi, saya minta tidak harus Jumat atau Sabtu besok karena takut ada acara. Jadi saya bilang, bisanya Senin sampai Kamis depan,” terang pria yang pensiun sebagai guru 2015 silam itu. (cho/saw)