“Minggat” Kunci Sukses Nasir

2908

Bapaknya pun tahu.
Meski Nasir belum mau berkabar. Sampai saat itu.

Barulah ketika hendak naik haji Nasir minta bapaknya ke Berau. Sang ayah menolak. Tapi Nasir terus merayu. Dengan alasan: ini kan mau naik haji.

Akhirnya sang ayah ke Berau. Melihat sukses anak yang pernah ia tendang keras-keras itu.
Begitulah. Ketika ditinggal naik haji ayahnyalah yang mengurus kapal-kapal Nasir.

Ketika Nasir sudah kembali dari haji ayahnya pamit pulang. Nasir mencegahnya. Minta lebih lama di Berau.

Suatu malam, tengah malam, ayahnya mengajak Nasir bicara. Berdua. Di kamar. Saat itulah Nasir tidak berkutik. Sang ayah mengatakan bahwa umurnya tinggal 4 hari. Ia harus pulang ke Barru. Tidak mau meninggal di perantauan.

Baca Juga :   Gedung SD dan Rumah Warga Retak Akibat Pengerjaan Proyek Tol Gempol-Pasuruan

Mulut Nasir terkatup. Tidak mampu bicara apa-apa. Ia memandang ayahnya. Tidak habis-habis. Ia tahu ayahnya serius. Sudah tua pula.

Keesokan harinya Nasir melepas kepulangan ayahnya. Sang ayah masih berpesan: saat saya meninggal nanti kamu tidak usah pulang. Kirim saja uangmu. Untuk kuburku. Usahamu ini belum bisa ditinggal. Masih perlu kamu urus tiap hari.

Empat hari kemudian Nasir terima kabar: ayahnya meninggal dunia. Hanya beberapa jam setelah kedatangannya dari Berau. “Pagi tiba, sore meninggal,” ujar Nasir.

Sang ayah tentu lega: anak yang minggat itu, yang kini berumur 46 tahun itu, telah sukses di kampung orang.(*)