Belum Berada di RS Rujukan, 3 Positif Corona Probolinggo Masih Dikarantina di Rumah Aman

1770

Probolinggo (wartabromo.com) – Terhadap 3 pasien positif corona (Covid-19), Pemkab Probolinggo belum merawatnya di RSUD Tongas selaku rumah sakit rujukan. Pemerintah masih  menempatkannya di rumah aman (safe house).

“Mereka ditempatkan di rumah aman. Tracking (penelusuran) orang terdekat dan rekan kerja yang melakukan kontak dengan ketiga warga positif corona ini, sudah dilakukan jauh hari,” kata Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari pada Jumat malam, 10 April 2020.

Penempatan itu, kata Tantri, dilakukan sebelum mereka dinyatakan positif Covid-19. Tepatnya setelah ada temuan peserta Bimtek haji di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, terdeteksi positif.

Pasca itu, Dinas Kesehatan melakukan pelacakan (tracking) satu per satu, termasuk keluarga dan rekan yang pernah berinteraksi.
Mereka diawasi oleh tenaga medis secara berkala. Termasuk pemenuhan makanan dan minuman serta vitamin disiapkan Pemkab Probolinggo.

Baca Juga :   Penumpang Bus Antar Kota Meninggal Saat Transit

Bersama 3 warga positif corona tersebut, 7 peserta pelatihan petugas haji lainnya, juga telah dilakukan pemeriksaan dan isolasi mandiri. Termasuk keluarga dari ke 10 peserta bimtek haji tersebut.

“Pada saat rilis provinsi itu, kita bergerak cepat melokalisir orang itu. Tapi, tentu karena itu sekian hari, ya pasti orang itu telah berinteraksi dengan banyak orang. Utamanya keluarga, rekan kerja dan beberapa orang,” lanjutnya.

Bupati Probolinggo 2 periode itu memahami jika kejadian 3 warga positif virus corona menjadi perhatian seluruh masyarakat Kabupaten Probolinggo. Oleh karenanya, ia meminta kesadaran warga untuk menjaga jarak (social/physical distancing), hindari kerumuman, kenakan masker.

Upaya Satgas Covid-19 dan partisipasi aktif warga menjadi salah satu langkah penting dalam pencegahan Virus Corona.

Baca Juga :   Perempuan Penipu Tuhan Pernah Cicipi Lapas Sukamiskin

“Karena kami memohon dengan hormat kepada seluruh masyarakat Kabupaten Probolinggo, bahwa ini harus disikapi dengan bijak. Kebijakan pemerintah daerah untuk mudik, tidak keluar rumah dilaksanakan dengan baik. Kalau tidak sangat penting, sebaiknya ditunda dulu,” tandas Tantri. (lai/saw)