Duh! Gara-gara Bus Bomel, jadi Inget New Normal

2271

Gambaran sama tentunya juga pada kegiatan hidup lainnya. Bagaimana pabrik, lalu terhadap mereka yang beraktivitas di dalam/luar kantor, tempat layanan-layanan umum, dan seterusnya.

Skenario, menyiapkan segala sesuatunya dalam kenormalan hidup bersama corona ini pastinya perlu kajian hingga penerapan matang-matang. Tak boleh setengah-setengah.

Karena, semangat yang mungkin dapat dipahami dengan jargon new normal kali ini adalah agar tetap ada kegiatan seperti sediakala, semua diharap kembali menjaga produktivitasnya, dan tak boleh lagi terlalu cemas dengan si virus pengganggu.  ke halaman 2

Garasi bus Ladju di Kota Pasuruan. Foto ilustrasi

Pastinya, dalam sejumlah catatan didapatkan pemahaman, jika sistem yang dibangun nanti kudu kompatibel. Semua lini kegiatan harus padu, sehingga tak boleh ada satu sisi pun yang tersendat. Atau justru ada yang mati lantaran tak mampu jalani kehidupan normal baru, seperti yang diungkap pada kondisi perusahaan pemilik bus bomel.

Baca Juga :   Muncul Klaster Perkantoran, Pemkab Lumajang Kurangi Jam Kerja Pegawai

Konektivitas padu sepertinya menjadi kunci, fase kenormalan baru di masa pandemi dapat diterapkan. Jangan sampai korslet.

Tinggal menunggu apa saja rumusan sang pemangku, hingga kenormalan baru tak memburu, atau jangan-jangan kian membunuh.

Wassalam. (*)   ke halaman awal

.