Kota Probolinggo Waspada La Nina

1331

Probolinggo (wartabromo.com) – Fenomena iklim La Nina diprediksi berlangsung antara November 2020 hingga Januari 2021. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Probolinggo meminta warga untuk mewaspadainya.

Kepala BPBD Probolinggo, Sugito Prasetyo menyebut berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), La Nina berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Semisal banjir bandang, longsor angin kencang, dan puting beliung.

Kepada warga tentu saja diimbau perlu mewaspadai potensi-potensi tersebut.
Potensi itu, cenderung meningkat pasca meredanya angin Gending (angin topan lokal). Oktober lalu angin Gending masih ada. Awan hitam pekat berpencar akibat angin Gending, sehingga tidak hujan.

“November ini angin Gending berkurang, sehingga curah hujan akan meningkat. Hujan deras disertai angin kencang. Selain banjir yang perlu diwaspadai angin puting beliung,” ujarnya pada Selasa, 3 November 2020.

Baca Juga :   Mobil Siswa SMKN 2 Turen Kecelakaan di Tol Mapan, hingga Wabup Lumajang Tak Punya Mobil, Meski Hartanya Miliaran | Koran Online 18 Mei

Apalagi, wilayah Kota Probolinggo secara geografis diapit dan dialiri tiga sungai besar dari wilayah Kabupaten Probolinggo. Yaitu, Sungai Kedungdalem, Legundi, dan Sungai Kalipaser.

“Jika ketiga sungai tersebut meluap atau banjir, tidak menutup kemungkinan wilayah kota terdampak banjir. Kami minta masyarakat tetap waspada,” sebutnya.

Sugito mengatakan, jika memang nantinya terjadi bencana yang mengakibatkan kerusakan, pihaknya siap membantu pemulihan bencana. Anggarannya akan diambilkan dari dana tidak terduga (TT) yang melekat di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD).

“Nominalnya saya kurang tahu berapa untuk dana TT itu. Yang jelas jika dana operasional kami (BPBD), namun untuk penanganan dampak bencana melalui dana TT yang ada di Keuangan (DPPKAD),” tandas Sugito.

Baca Juga :   Kadinsos Kota Probolinggo Tutup Usia

Upaya untuk menimalisir potensi banjir adalah dengan melakukan normalisasi sungai. “Jika ini tidak dilakukan bisa menyebabkan air meluap atau banjir,” kata Kepala Dinas PUPR Probolinggo, Agus Hartadi secara terpisah.

Saat ini, pihaknya kata Agus, sudah melakukan pembersihan sampah di beberapa sungai. Di antaranya, Sungai Kalibanger di wilayah Kecamatan Mayangan. Sungai ini berhulu di wilayah Kabupaten Probolinggo.

“Secara bertahap pembersihan sungai dan selokan dilakukan petugas secara bertahap. Yang kami utamakan, sungai yang dekat dengan perkampungan,” tandas Agus. (lai/saw)