Plt Bupati Probolinggo Minta Sekolah Waspadai Klaster PTM

968

Probolinggo (WartaBromo) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebut Provinsi Jawa Timur paling banyak ditemukan klaster Covid-19 selama PTM terbatas. Plt Bupati Probolinggo, HA. Timbul Prihanjoko mengimbau sekolah waspada dengan itu

Plt Bupati Probolinggo, HA. Timbul Prihanjoko mengatakan PTM atau pembelajaran tatap muka terbatas, memang sangat diharapkan para orang tua siswa-siswi. Sebab sudah lama, siswa belajar dalam jaringan (daring) atau online. Pembelajaran jarak jauh itu, ia nilai kurang efektif karena berbagai hal.

Karenanya, penerapan protokol kesehatan (prokes) sangat penting bagi anak didik. Sebagai ikhtiar mencegah terjadinya penularan Covid-19. Juga mendukung jalannya sistem pembelajaran tatap muka disekolah.

“Selain itu, para siswa harus sudah divaksinasi sebelum masuk sekolah mengikuti pembelajaran tatap muka. Maka para pendidik harus melakukan pemantauan terhadap anak didiknya, agar selalu menerapkan protokol kesehatan baik di sekolah maupun di luar sekolah,” ujar ia pada Sabtu, 25 September 2021.

Baca Juga :   Kak Seto Beri Usulan ke Nadiem, Sekolah Cukup Tiga Hari Sepekan

Sejak Senin, 13 September 2021, Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo memperbolehkan 874 lembaga pendidikan negeri dan swasta menggelar uji coba PTM terbatas. Ratusan lembaga itu, terdiri dari 63 PAUD Non Formal / Kelompok Bermain (KB) dan 238 PAUD Formal / Taman Kanak-kanak (TK). Untuk SD (Sekolah Dasar) ada 510 lembaga dan SMP (Sekolah Menengah Pertama) 63 lembaga.

Secara berkala, monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan PTM terbatas digelar. “Selain berada di PPKM level 2, evaluasi pelaksanaan juga menjadi pertimbangan. Pelaksanaan yang sudah bagus harus ditingkatkan. Jangan sampai terjadi klaster baru,” tegas Timbul.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebut Provinsi Jawa Timur sebagai daerah dengan klaster Covid-19 tertinggi di sekolah, sejak pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Di tingkat nasional, Kemendikbudristek menyebut ada temuan 1.303 sekolah menjadi klaster Covid-19 selama PTM terbatas. Jawa Timur menjadi provinsi paling banyak melaporkan temuan klaster, yakni 165 atau 2,77 persen sekolah.

Baca Juga :   Pemerintah Cari 1 Juta Siswa, Dibiayai dalam Program KIP Kuliah 2021

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Wahid Wahyudi mengatakan data klaster sekolah terhadap Covid-19 secara nasional dari Kemendikbudristek, jenjang SD 45,97 persen PAUD 19,94 persen dan SMP 19,07 persen. Sedangkan, bagi tingkat SMA, SMK dan SLB yang dikelola Pemprov Jatim, belum mendapatkan temuan klaster atau penularan Covid-19

“Laporan dari para Kacab Dindik se-Jatim untuk SMA, SMK, SLB di Jatim aman dari klaster COVID-19 sekolah,” ujar Wahid Wahyudi.

Di Kabupaten Probolinggo, lembaga pendidikan yang menggelar PTM, guru dan tenaga kependidikan sudah divaksin. Siswa SMP yang ikut PTM, juga sudah divaksin. Tetapi syarat vaksin tidak berlaku untuk jenjang PAUD, TK dan SD. Karena vaksinasi itu untuk yang usia 12 hingga 17 tahun, kecuali yang kelas 6 SD.

Baca Juga :   Membangun Etika Intelektual Dosen Terhadap Mahasiswa

Adapun kapasitas siswa maksimal 50% untuk jenjang SD dan SMP. Sedangkan untuk jenjang PAUD maksimal 33%. Bangku yang digunakan juga diatur dengan jarak 1,5 meter antar siswa.

Dalam PTM terbatas itu, pembelajaran digelar secara bergantian (shift learning). Untuk jenjang SMP dan SD kelas III-VI, durasi pembelajaran maksimal 8 jam pelajaran per hari (30 menit per jam pelajaran). Jeda istirahat 15 menit di dalam kelas.

Sedangkan untuk SD kelas I dan II, lama pembelajaran maksimal 6 jam pelajaran per hari (30 menit per jam pelajaran). Aturan istirahat sama dengan kelas di atasnya. Untuk jenjang PAUD maksimal selama 4 jam pelajaran per hari (30 menit per jam pelajaran), tanpa jeda istirahat di luar kelas.