Pidato Nadiem Jelang Hari Guru Nasional, Singgung Curhatan Guru di Pasuruan

2111

Pasuruan (WartaBromo.com) – Jelang peringatan Hari Guru Nasional, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI tulis 2 lembar pidato. Dalam pidatonya, Mendikbud pastikan tidak akan memberi janji kosong pada guru.

Pidato singkat Nadiem Makarim untuk Hari guru tahun ini diunggap melalui website Kemdikbud pada Jumat (22/11/2019). Nadiem mengaku tidak bisa membuat kata-kata retorik pada pidato Menteri tahun ini.

“Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati, biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” kata Nadiem pada pembukaan pidatonya

Dalam teks tersebut, Nadiem menyinggung berbagai tugas guru selain mendidik seorang murid. Salah satu yang menjadi perhatian Nadiem yakni banyaknya beban administratif yang dibebankan pada guru.

Baca Juga :   Tengok Sampah Kali Tambak Lekok, Dewan Bakal Upayakan Ini

Beban administratif ini sempat jadi bahan curhatan guru di Pasuruan saat Nadiem berkunjung beberapa waktu lalu.

“Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas,” ujar Nadiem.

Selain itu, Nadiem tegaskan tidak akan memberi janji-janji kosong pada guru. Ia kemudian meminta guru untuk melakukan perubahan kecil di kelas yang selama ini belum bisa dilakukan karena jeratan aturan.

Berikut pidato lengkap Nadiem Makarim untuk Hari Guru Nasional.

PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2019

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Rahayu,
Selamat pagi dan salam kebajikan bagi kita semua,

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,

Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia dari Sabang sampai Merauke,

Guru Indonesia yang Tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.

Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.

Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.

Anda frustasi karena anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.

Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.

Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia.

Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama.

Besok, di mana pun anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas anda.

– Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.
– Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas
– Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.
– Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.
– Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.