Master-Plan Al Qaedah 2020: Strategi Jitu Memukul Kepala Ular

1298

Di dalamnya, terdapat 7 fase untuk menguasai dunia, menghancurkan kekuatan Barat dan mendirikan Khilafah Islamiyah.

Fase pertama yakni kebangkitan. Fase ini dimulai awal 2000 dan berakhir tahun 2003. Tujuannya adalah memprovokasi Amerika dan sekutunya untuk datang dan menyerang negara-negara Muslim melalui berbagai serangan yang menargetkan negara-negara Barat, termasuk Amerika dan membunuh banyak warga sipil.

Invansi militer Amerika dan sekutunya terhadap negara-negara Muslim akan memudahkan bagi Al Qaedah untuk mengobarkan semangat jihad kepada umat Muslim di seluruh dunia untuk melakukan perlawanan. Sekaligus hal ini juga sebagai strategi untuk menjangkau dan menghancurkan Amerika ‘di luar kandang’. ke halaman 2

Fase kedua yakni membuka mata. Fase ini direncanakan berlangsung pada tahun 2003 hingga 2006. Tujuannya adalah untuk merekrut pemuda-pemuda Muslim di seluruh dunia agar bergabung bersama organisasi-organisasi Islam yang terafiliasi pada Al Qaedah dengan memulai narasi-narasi perlawanan terhadap dominasi Barat dan sekutunya.

Baca Juga :   Pikenik Alas Kobong

Fase ketiga yakni bangkit dan berdiri. Fase ini dilaksanakan sekitar tahun 2007 hingga 2010. Tujuannya untuk menambah personil yang siap terjun ke berbagai medan perang di seluruh dunia.

Di sisi lain, dalam fase ini Al Qaedah juga mendorong kepada seluruh anggotanya untuk memusatkan perhatian pada kawasan Semenanjung Arab, terutama Suriah, dengan dalih, bahwa bum Syam (Suriah) akan menjadi arena pertarungan terakhir umat Islam melawan orang-orang kafir di bawah kepemimpinan Imam Mahdi.

Fase ini sendiri dimulai dengan adanya gejolak politik di kawasan semenanjung melalui fenomena Arab Spring atau Kebangkitan Dunia Arab dengan tumbangnya para pemimpin negara-negara tiran atas perlawanan rakyat.

Fase keempat yakni pemulihan keadaan. Fase ini bertujuan untuk menjatuhkan kekuasaan rezim-rezim tiran yang mencengkeram negara-negara Islam dengan melakukan kontak secara langsung dengan menargetkan berbagai kepentingan Barat.

Baca Juga :   Mengawal Capaian Satu Digit Angka Kemiskinan Kota Pasuruan

Dengan kata lain, tumbangnya rezim tiran melalui gerakan kudeta militer akan memutus ketergantungan pada Barat yang nantinya akan berpengaruh perekonomian dunia.

Di satu sisi, runtuhnya rezim juga memberikan kesempatan kepada dunia Islam untuk bangkit menata kembali sistem negara yang berpayung pada hukum Islam. Fase ini direncanakan sekitar tahun 2010 hingga 2013.

Fase kelima yakni memproklamasikan negara. Pada fase ini memfokuskan untuk mendirikan Daulah Islam dengan menggabungkan berbagai organisasi jihad di dunia, di mana hal ini direncakan pada tahun 2013 hingga 2016.

Pada 2006, Al Qaedah justru sempat mendeklarasikan daulah bernama ISI (Islamic State of Iraq) yang berpusat di Fallujah, Irak, dengan menunjuk Abu Umar Al Baghdady sebagai Amirul Mukminin.

Banyak kalangan berpendapat, bahwa proklamasi ISI pada tahun 2006 sebagai percepatan agenda pendirian khilafah oleh Al Qaedah.

Baca Juga :   Cinta Pertama

Analisa ini tak berlebihan, karena pada saat itu ISI didirikan di bawah pengaruh kuat Al Qaedah cabang Irak di bawah kepemimpinan Abu Mus’ab Az Zarqawi. Hubungan antara kedua tanzhim jihad (Irak dan Afghanistan) itu masih erat dan bersifat atasan-bawahan. Maka, wajar jika proklamasi ISI dibaca oleh pengamat sebagai pelaksanaan agenda khilafah oleh Al Qaedah.

Namun ISI belum nampak sebagai embrio khilafah sejak ia berdiri. Hal ini tidak lepas dari tekanan militer berbagai pihak, di internal ISI sendiri masih lemah dan timbul banyak perselisihan.

Pun demikian ketika ISIS mendeklarasikan diri sebagai Khilafah Islamiyah pada Minggu (29/6/2014) melalui juru bicara Abu Muhammad Al-Adnani dengan menunjuk Abu Bakar Baghdady sebagai amirul mukminin, dianggap tidak sejalan dengan prinsip perjuangan Al Qaedah.