Geliat Ekonomi di Tengah Pandemi

1889

‘‘Jawa Timur adalah penyumbang
perekonomian terbesar kedua
di Pulau Jawa dengan kontribusi
sebesar 24,93 persen,” jelas Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiawan dalam keterangan resminya, Agustus lalu.

Pariwisata Ikut Terkerek

Di sisi lain, kebijakan pemerintah yang melonggarkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) langsung direspons pelaku wisata. Kendati dengan menerapkan protokol ketat, mereka sudah mulai kembali beraktivitas.

Beberapa objek wisata seperti Gunung Bromo, Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen yang sebelumnya tak beroperasi akibat pandemi kini sudah dibuka untuk umum.

Keryawan Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen memasang penanda ‘jaga jarak’ di kursi penumpang shuttle bus. Foto: dokumen TSI.

Data Dinas Pariwisata Provinsi Jatim menyebutkan, sebanyak 496 dari total 969 objek wisata yang ada di wilayahnya sudah kembali beroperasi. Dari angka itu, jumlah kunjungan mencapai 946.680 orang.

Baca Juga :   Mengunjungi Taman "Bunga Abadi" Edelweiss di Tosari

Begitu juga dengan usaha pariwisata seperti hotel dan restoran. Sebanyak 869 hotel dari 2.225 hotel di Jatim kembali buka. Sedangkan restoran, 2.934 yang telah kembali buka dari 4.203 restoran.

General Manager TSI II dan Baobab Safari Resort, Diaz Yonadie memastikan, kunjungan wisatawan tetap dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.

“Karena memang pandemi belum selesai, jadi tetap dibarengi dengan penerapan prosedur kebiasaan baru,” katanya kepada WartaBromo.

Selain itu karena masih dalam situasi pandemi, tidak semua wahana dibuka, pengunjung yang masuk juga dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas.

“Juga ada pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk, pengenaan masker, hingga face shield bagi petugas. Termasuk juga penyemprotan disinfektan kendaraan dan fasilitas cuci tangan,” terang Diaz.

Baca Juga :   Jutaan Anak Terancam Malnutrisi Akibat Pandemi

Penuturan yang sama disampaikan Joko Widodo, ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Pasuruan. Menyusul pelonggaran PSBB, okupansi hotel kini mulai merangkak naik.

“Sudah ada peningkatan, kira-kira 20 persen. Ini ya lumayan daripada saat awal-awal pandemi dulu. Waktu itu ya sampai nol okupansi,” jelas Joko, Senin (26/10/2020). Ia pun memastikan, penerimaan tamu hotel tetap dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. (*)