Sukapura (WartaBromo) – Jelang Yadnya Kasada, petugas gabungan menutup akses menuju Gunung Bromo sejak Kamis, 24 Juni 2021. Warga non Suku Tengger dilarang naik dan bakal diputar balik.
Penutupan itu dilakukan serentak di 4 daerah yang didiami oleh Suku Tengger. Yakni di Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang.
Di Kabupaten Probolinggo, penutupan akses ke Gunung Bromo dilakukan di Jalan Raya Sukapura. Petugas dari Polri, TNI, Dishub Kabupaten Probolinggo dan lainnya, memasang pembatas di tengah jalan.
Warga yang hendak menuju Bromo, akan diperiksa identitasnya. Jika KTP tak sesuai, maka akan diputar balik. Kecuali bagi orang yang bertugas dalam pelaksanaan kegiatan itu. Karena Yadnya Kasada di tengah pandemi Covid-19 hanya dikhususkan masyarakat Suku Tengger Bromo.
“Ya dari hasil rapat koordinasi, kami mulai hari ini menutup akses ke Gunung Bromo. Akses hanya dibuka untuk warga lokal, warga luar tidak diperkenankan untuk naik, kecuali petugas. Di daerah lain, seperti Pasuruan, Malang dan Lumajang juga diberlakukan hal yang sama,” kata Kaporles Probolinggo, AKBP Teuku Arsya Khadafi.
Ia mengatakan panitia dan petugas terlebih dahulu menjalani tes usap (swap) PCR. Guna memastikan mereka bebas dari virus Korona. Kegiatan itu juga menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Yakni harus memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
“Tidak semua warga Suku Tengger yang hadir, kapasitasnya hanya sekitar 25 persen. Warga yang ikut pun harus membawa surat keterangan sehat,” ujar mantan Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat itu.
Kepala Diskominfo Kabupaten Probolinggo, Yulius Christian menegaskan, jika pariwisata di kawasan Bromo ditutup. Kegiatan wisata dibuka usai warga Suku Tengger melaksanakan tradisi turun temurun itu.
“Untuk rekan-rekan jurnalis, kami fasilitasi dengan tes swab di Puskesmas Sukapura. Jangan lupa dilengkapi dengan id card pers atau surat tugas dari perusahaan,” ujar ia.
Penutupan akses itu, digelar hingga berakhirnya prosesi ritual Yadnya Kasada. Perayaan Yadya Kasada akan dilaksanakan di Pura Luhur Poten Bromo pada Jumat-Sabtu, 25-26 Juli. Dilanjutkan dengan ritual larung sesaji hasil pertanian di kawah Gunung Bromo. (lai/saw)
