Lika-liku Karir Hasan Aminuddin Sebelum Dijerat KPK

13503

Probolinggo (WartaBromo) – Hasan Aminuddin bersama istrinya Puput Tantriana Sari dinyatakan sebagai tersangka penerima suap terkait seleksi jabatan di Pemkab Probolinggo. Hasan merupakan politisi kawakan dan kerap berpindah partai.

Seperti apa karir politiknya ?

Hasan Aminuddin lahir pada 7 Januari 1965 di Desa Rangkang, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Pendidikan formalnya ia tempuh di SD Widodo (sekarang SDN Patokan 1). Kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Kraksaan dan SMAN 1 Jember. Gelar S1 ilmu administrasi negara didapat di Universitas Merdeka Malang pada 1989. Di kampus yang sama, Hasan mengambil S2 Administrasi Publik pada 2005.

Hasan Aminuddin mengawali karir politiknya di PPP. Ia menjadi anggota DPRD Kabupaten Probolinggo dari Fraksi PPP periode 1992-1999. Ketika muncul PKB, sebagai partai baru pasca reformasi, Hasan pindah haluan. Lewat PKB itu, Hasan melenggang ke kursi parlemen dan menjadi Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo periode 1999-2004. Ia juga menjadi Ketua DPC PKB setempat, di 2002.

Baca Juga :   RSUD Tongas jadi Rujukan Covid-19, ini Tanggapan Gubernur

Namun, tugasnya sebagai legislator tak sampai tuntas. Karena ia terpilih sebagai Bupati Probolinggo untuk periode 2003-2008 dengan Wakil Bupati, Hapur Abdul Ghofur. Ia dipilih oleh mayoritas anggota DPRD Kabupaten Probolinggo.

Pada periode ini, Hasan dipecat oleh Gus Dur sebagai kader PKB. Politisi yang punya 6 anak itu, melompat ke PPNUI pada 2004. Di partai baru ini, ia cukup sukses karena berhasil meraup banyak kursi di parlemen lokal.

Demi kepentingan politik, pada 2009 ia balik kucing ke PKB yang waktu itu sedang pecah menjadi 2 kubu, PKB Gus Dur dan PKB Cak Imin. Hasan ditunjuk menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKB Jawa Timur (kubu Gus Dur).

Satu periode menjabat Bupati Probolinggo, tak cukup bagi Hasan. Ia lantas maju dalam Pilbup periode 2008-2013 yang kali ini dpilih secara langsung oleh rakyat. Ia menggandeng Salim Qurays. Pasangan dengan akronim HASIL itu, bertarung melawan Cholili Mugi-Sulaiman Dada (HONDA) dan Hapur Abdul Ghofur-Sudirman Ra’is (HADIR). Hasil memang dan ditetapkan sebagai pasangan bupati dan wakil bupati untuk periode 2008-2013.

Baca Juga :   Sengketa Lahan TNI AL – Warga 10 Desa hingga Crazy Rich Gempol Kado Istri Rumah Rp 3 M | Koran Online 30 Juni

Pada 26 Juli 2010, Hasan Aminuddin, ditetapkan sebagai Ketua DPW Nasional Demokrat Jawa Timur. Penetapan sekaligus pelantikannya dipimpin langsung oleh Ketua Umum Nasional Demokrat Surya Paloh, dalam deklarasi di Jatim Expo, Surabaya.

Satu dasawarsa memimpin Kabupaten Probolinggo membuat Hasan ketagihan. Tak ingin tampuk kekuasaannya lepas, ia mendorong Puput Tantriana Sari, istrinya, untuk maju dalam kontes Pilbup Probolinggo periode 2013-2018. Puput Tantriana Sari merupakan istri kedua Hasan, setelah bercerai dengan Dian Prayuni, istri pertamanya. Tantri menggandeng HA. Timbul Prihanjoko, politisi PDIP, yang tak lain teman karib Hasan.

Pasangan dengan akronim HATI itu, bertarung melawan Salim Qurays-Agus Setiawan (Bagus) dan Kusnadi-Wahid Nurrahman (Kawan). HATI memperoleh suara 250.892 (40,71 persen), Bagus 190.702 suara (30,95 persen), dan Kawan meraih suara 174.596 (28,34 persen). Total suara sah mencapai 616.190 suara atau sekitar 73,10 persen.

Baca Juga :   DBD Serang 12 Warga Probolinggo Dalam 2 Pekan

Pada 2014, Hasan terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur II meliputi Kab. Pasuruan, Kab. Probolinggo, Kota Pasuruan, dan Kota Probolinggo. Dengan memperoleh suara yang sangat signifikan, yakni 190.226 suara, ia masuk dalam 10 anggota DPR 2014 dengan jumlah perolehan suara terbesar. Saat itu, berada di urutan ke-10. Duduk di Komisi VIII yang meliputi bidang Agama, Sosial, dan Pemberdayaan Perempuan.

Di tingkat Kabupaten Probolinggo, Nasdem yang dipimpin Ahmad Rifa’i berhasil meraup 14 kursi. Mengantarkan partai baru itu, sebagai penguasa di parlemen. Imam Suhrowardi, keponakan Hasan, menjadi ketua DPRD Kabupaten Probolinggo.