Sukapura (wartabromo.com) – Kebijakan penutupan kembali kawasan wisata Bromo, membuat pelaku wisata kalang kabut. Lantaran banyak dari calon pengunjung, yang membatalkan rencana liburannya ke Bromo.
Seperti yang dituturkan Choirul Umam, salah satu sopir jip Bromo. Akibat dari penutupan itu, calon wisatawan yang sudah membayar jasanya, memilih membatalkan. Ketimbang ‘re-schedule’ atau jadwal ulang.
“Sangat disayangkan sekali. Telepon saya langsung berdering terus, banyak yang membatalkan,” keluhnya pada Selasa, 5 Oktober 2021.
Pengumuman yang mendadak, menjadi salah satu penyebab banyaknya pembatalan itu. Seandainya pengumuman tidak mendadak, pasti calon pengunjung maupun pelaku wisata seperti dirinya, bisa ambil ancang-ancang.
“Kalau tidak mendadak kan kami juga bisa sampaikan pada tamu. Kalau mulai tanggal itu sudah tidak bisa ada kunjungan lagi,” ujar pria yang menjadi sopir jip sejak 2017 itu.
Bukan hanya soal profit semata. Namun kebanyakan pelaku wisata seperti dirinya, kasihan pada tamu dari luar daerah yang jauh. Tak hanya batalkan kunjungan dan sewa jasa di Bromo. Tapi juga harus membatalkan tiket pesawat yang harganya cukup mahal.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur, Habib Mahdi menyebut, penutupan wisata Gunung Bromo dikarenakan 4 kabupaten di sekitarnya berada di level 3 PPKM. Capaian vaksin di 4 kabupaten, yakni Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang belum menyentuh 50 persen.
“Kedepan level 1,2,3,4 akan di ukur dari jumlah penduduk yang sudah divaksin di kota / kabupaten. Ayo bergotong royong untuk mensukseskan vaksin,” ajak politisi PPP itu.
Infromasi yang dihimpun, selama September 2021, minat masyarakat untuk berkunjung ke Bromo sangat tinggi. Tercatat ada 7.878 kunjungan wisatawan domestik. Serta 26 kunjungan wisatawan asing atau mancanegara.
Sehingga total kunjungan mencapai 7.904 pada rentang waktu 6 sampai 30 September 2021. Dari aktifitas itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari wisata Bromo, mencapai Rp 283.478.500,-. (lai/saw)
