Pemuda Probolinggo Ini Blusukan ke Desa dan SD untuk Pertunjukkan Wayang Golek

179

Sumberasih (WartaBromo.com) – Melalui pertunjukan wayang golek, seorang pemuda di Kabupaten Probolinggo, blusukan ke desa-desa dan sekolah dasar. Bukan sekedar pertunjukan biasa, melalui Pustaka Wayang Bergerak yang digawangi oleh Muhammad Amir Hamzah, ada edukasi yang disampaikan.

Edukasi itu antara lain soal bahaya pernikahan dini, serta semangat untuk terus sekolah. “Dua isu itu, sangat sering terjadi di masyarakat Kabupaten Probolinggo. Terutama pernikahan dini, sangat sering terjadi di kalangan masyarakat pedesaan,” jelas lelaki yang akrab disapa Amir ini, Selasa (20/06/2023).

Pertunjukan wayang golek kang Amir ini, menyasar daerah atau desa terpencil di sejumlah kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Seperti Kecamatan Bantaran, Kuripan, Wonomerto dan Sumberasih. Tak ada pentas khusus, dimanapun bisa dilakukan pertunjukan.

Baca Juga :   Pemilik Kapal Penyeberangan Tradisional Tolak Kapal Cepat Gili Ketapang

Baik itu di halaman rumah, tepi sawah, atau pekarangan warga. “Biasanya saya bawa juga buku bacaan. Mulai dari buku bacaan anak-anak sampai orang dewasa,” imbuhnya.

Selain di desa, Wayang Golek Kang Amir juga digelar di sekolah dasar. Seperti di SDN Lemah Kembar, Sumberasih. Di sekolah ini, puluhan siswa berkumpul dan sangat antusias menyaksikan pertunjukan wayang golek.

Ambar Susanti, guru kelas SDN Lemah Kembar menyebut, dalam kurikulum pembelajaran, memang ada materi seni. Dengan ketentuan, jika guru tidak bisa menyampaikan materi itu, bisa mengundang seniman sebagai narasumber.

“Sempat kebingungan mencari narasumber seniman itu, karena sejauh ini keberadaannya semakin sedikit. Kebetulan, kenal dengan mas Amir ini, maka kami undang. Materi yang disampaikan pun sangat relevan dan anak-anak juga terhibur dengan pertunjukannya,” jelas Ambar.

Baca Juga :   Dilantik, Pj Kades Probolinggo Bakal Dapat Bayaran Dobel

Pesan moral yang disampaikan melalui alur cerita yang dipertunjukkan pun, sangat mengena. “Karena memang siswa kami, banyak juga yang terjerat dengan pernikahan dini itu. Atau putus sekolah di tengah jalan,” imbuh Ambar.

Edukasi semacam ini, diharapkan bisa dilakukan lebih masif dan intens lagi. Mengingat saat ini, isu pernikahan dini dan putus sekolah, masih menjadi dua hal yang dianggap biasa oleh warga sekitar Kabupaten Probolinggo.

Padahal, dua isu itu sangat penting untuk dicegah dan diputus mata rantainya. Edukasi bagi anak melalui sekolah, serta hak anak untuk tidak menikah di usia dini, sangat penting untuk diperjuangkan. Demi generasi muda Indonesia yang cemerlang dan lebih baik. (lai/yog)