Kesetaraan Pembangunan Gender di Kota Pasuruan

3995

Selanjutnya dari aspek pembangunan manusia berbasis pendidikan, peluang bersekolah antara laki-laki dan perempuan sudah hampir sama. Pada tahun 2017, perempuan dan laki-laki berpeluang untuk mengenyam pendidikan selama kurang lebih 13 tahun atau hingga level Diploma I. Selama tiga tahun terakhir, perempuan memiliki harapan untuk bersekolah yang sedikit lebih tinggi dibanding laki-laki.

Harapan lama sekolah perempuan pada tahun 2019 sebesar 13,81 tahun, atau sebesar 0,3 tahun lebih lama dibanding laki-laki yang berada pada level 13,51 tahun. Dari sisi rata-rata lama sekolah, laki-laki sudah mampu mengenyam pendidikan selama 9,98 tahun atau hingga kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SLTA). Sedangkan perempuan berada satu tahun di bawahnya sebesar 8,45 tahun atau belum tamat SLTA.

Dari sisi ekonomi yang dicerminkan dari angka pertumbuhan ekonominya, Kota Pasuruan pada tahun 2019 tumbuh positif menjadi 5,56 persen atau lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 5,54 persen. Kontribusi terbesar terhadap nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2019 adalah Sektor Industri, Sektor Perdagangan dan Sektor Jasa.

Baca Juga :   Pejuang Literasi yang Terinspirasi dari Sosok Kartini

Sebagai kota terbesar ketiga di Jawa Timur dan terletak di kawasan segitiga emas dan termasuk gerbang kertosusilo plus Jawa Timur, kota Pasuruan sangat mengalami kemajuan pesat di bidang industri, Perdagangan dan jasa.

Kota Pasuruan sejak lama dikenal sebagai Kota industri Meubel kayu. Mebel dari Pasuruan mempunyai kualitas yang sangat bagus, bahkan sering di ekspor ke luar pulau jawa dan luar negeri. Namun beberapa tahun terakhir ini Industri mebel semakin menurun eksistensinya, yang disebabkan antara lain semakin tinggi nya bahan baku dan harga jual yang rendah menyebabkan profit pada industri meubel kurang menjanjikan.

Sedangkan untuk Industri Besar dan Menengah yang nampak semakin berkembang diantaranya konveksi dan kerajinan kulit. Selanjutnya untuk sektor industri mikro kecil, terutama dibidang makanan dan minuman semakin berkembang. Jenis industri konveksi, kerajinan kulit, makanan dan minuman, umumnya banyak menyerap tenaga kerja Wanita. Hal ini tentunya akan memberikan dampak positif terhadap kesetaraan gender.

Baca Juga :   Kartini Dulu, Kini dan Nanti

Selama tiga tahun terakhir (tahun 2017 – 2019), angka pertumbuhan sektor industri mengalami peningkatan secara bertutut sebesar 4,38 persen (tahun 2017), 4,44 persen (tahun 2018) dan terakhir pada tahun 2019 sebesar 4,71 persen.

Begitu pula dengan Sektor Jasa pendidikan, Jasa Kesehatan dan Jasa Lainnya, juga menunjukan angka pertumbuhan yang positif selama tiga tahun terakhir ini, yaitu masing-masing sebesar 7,12 persen sektor Jasa pendidikan, 6,69 persen sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, serta 6,06 persen untuk sektor Jasa Lainnya.

Pada ketiga sektor jasa tersebut, umumnya terdapat penyerapan tenaga kerja wanita yang positif. Peran perempuan dalam kegiatan ekonomi juga terlihat pada kegiatan sektor perdagangan. Selama tiga tahun terakhir ini, sektor perdagangan tumbuh positif diatas 6 persen, yaitu berturut-turut sebesar 6,41 persen (tahun 2017), 6,44 persen (tahun 2018) dan 6,19 persen (tahun 2019).

Baca Juga :   Gender vs Pembangunan

Bermunculannya ruko baru, perdagangan HP yang menjamur dan juga tumbuhnya perdagangan online, memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan Sektor Perdagangan selama tiga tahun terakhir ini. Pada sektor tersebut, umumnya penyerapan tenaga kerja juga banyak dilakukan oleh Tenaga wanita.

Namun demikian secara umum ketimpangan di bidang ekonomi dan tenaga kerja antara laki-laki dan perempuan di Kota Pasuruan masih terlihat.

Pada tahun 2017, secara rata-rata pengeluaran perkapita perempuan sebesar Rp12,056 juta pertahun. Angka ini sedikit di bawah pengeluaran perkapita laki-laki yang mencapai Rp12,785 juta per tahun atau terdapat perbedaan angka sebesar Rp729 ribu.