Waspadai Efek Domino Aksi Teror Mabes Polri

1883

Belajar dari kasus serangan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat, pada 2018 silam, usai penyerangan polisi akan menyisir dan menyapu kelompok ini di berbagai tempat. Penyisiran itu membuat sel-sel tidur menjadi panik. Di antara mereka mungkin akan tiarap dan mengamankan diri, namun sebagian lagi tidak.

Bagian terakhir ini adalah mereka yang telah menyiapkan amaliahnya, menyiapkan peralatannya, namun mungkin belum menentukan target dan waktu yang pas menurut mereka. Karena khawatir terendus oleh aparat, maka mereka akan mempercepat “amaliahnya” dan menentukan target, selanjutnya melancarkan aksi.

Bom Surabaya 2018 merupakan contoh nyata paparan saya di atas. Para keluarga pelaku bom Surabaya sudah menyiapkan aksi untuk “amaliah” mereka. Sejumlah bom sudah disiapkan di tiga keluarga itu. Bahkan sejumlah bom disebar ke keluarga lain juga. Hanya saja belum menentukan target dan waktu yang pas. ke halaman 2

Nah, ketika meletus kerusuhan di Mako Brimob, aparat keamanan melakukan banyak penangkapan, sehingga para pelaku bom Surabaya segera bertindak. Hasilnya serangan bertubi yang mematikan di sejumlah titik di Surabaya dengan jarak waktu yang berdekatan.

Baca Juga :   Lima Terduga Teroris Ditangkap di Karangploso Malang

Efek domino ini semakin kencang dengan beredarnya video-video dan foto kejadian ke publik. Video atau foto pelaku yang tewas tentu saja akan dikutuk habis-habisan oleh masyarakat, namun seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa kelompok teror ini memiliki pandangan yang berbeda, maka mereka akan membanggakan video-video atau foto aksi teror itu.

Di sini, publik mesti memahami dampak yang ditimbulkan bila menyebar video atau foto pelaku atau kejadian terorisme. Dan sayangnya, sepertinya anggota kepolisian juga tidak sadar akan dampak menyebarkan foto dan video pelaku atau peristiwa terorisme. Sebab pada serangan teror ke mabes kemarin banyak tersebar video amatir dari ponsel yang diambil oleh anggota kepolisian.

Baca Juga :   Hemat Berujung Kiamat di Pawai Merdeka

Tak hanya publik dan kepolisian, media massa juga melakukan hal serupa. Sehingga gambar-gambar aksi teror yang seharusnya cukup polisi saja yang tahu menjadi tersebar dan tentu saja juga sampai ke tangan-tangan anggota kelompok teror lainnya.

Walhasil, dengan adanya kemungkinan munculnya efek domino sebagai dampak dari serangan teror ke markas utama kepolisian Indonesia, maka aparat keamanan atau polisi harus bekerja keras agar sel-sel kelompok teroris yang tertidur selama ini tidak bangun. Di sisi lain, polisi juga harus segera menemukan sel-sel yang kemungkinan sudah menyiapkan aksi “amaliah” mereka, sebelum mereka melancarkan aksinya.

Untuk yang terakhir ini, polisi harus bergerak cepat. (*) ke halaman awal

*)Penulis adalah freelance Jurnalis. Domisili Jakarta.