Lockdown bisa jadi bukanlah satu-satunya faktor bagaimana negara-negara di luar sana relatif berhasil dan lebih cepat menangani pandemi ini. Tentu, faktor lainnya adalah vaksinasi di negara setempat yang berlangsung lebih massif.
Dan, yang terpenting lagi adalah disiplin. Mengurangi aktivitas di luar untuk keperluan yang tak penting, dan menjaga jarak. Itu karena virus ini, seperti jamak diketahui memiliki masa inkubasi 14 hari. Itu artinya, dengan sendirinya, pandemi ini akan berakhir jika semua pihak sepakat untuk tidak keluar rumah selama 14 hari.
Tentu, kebijakan ini membawa konsekuensi. Terutama, berkaitan dengan urusan logistik dan kebutuhan warga. Nah, pemerintah harusnya berperan. ke halaman 2
Pemerintah, sebagai wakil negara yang harus hadir mengatur itu semua. Karena toh kebijakan yang diambil selama tak membuahkan hasil.
Masih ingat berapa ratus triliun yang digelontorkan pemerintah untuk menangani pandemi ini dan bagaimana hasilnya? Tidak ada. Alih-alih turun. Jumlah pasien bahkan terus menembus rekor. Pertumbuhan ekonomi apalagi.
Pada konteks saat ini, mau tidak mau, pemerintah harus mengakui kekalahan pada perang pertama melawan pandemi lalu. Kini, masih ada perang kedua. Dan, yang terpenting, karena dalam kondisi perang, pemerintah jangan lagi berharap untuk meraup untung.
Kegagalan pemerintah dalam menangkap “perang” melawan pandemi inilah yang akhirnya membuat blunder. Karena itu tadi. Pertumbuhan ekonomi seperti apa yang diharapkan saat semua rakyatnya dalam kondisi sakit.
Terakhir, menyusul status saya yang positif Covid-19, saya telah menyampaikan kepada Satgas yang sebelumnya kontak dengan saya untuk segera di-tracing. Karena bagaimanapun juga, kecepatan tracing menjadi bagian penting untuk menahan laju penyebaran virus ini.
Dan bagi siapapun yang merasa berkontak dengan saya dua minggu sebelumnya, saran saya, segeralah berkoordinasi dengan Satgas terdekat. Tetap waspada dan jalani hidup sehat. (*) ke halaman awal
