Malam Puncak Diesnatalis Yudharta, Tumpengan dan Wayangan

949

IMG-20160507-WA0187Purwosari (wartabromo) – Puncak Kegiatan diesnatalis ke-XIV Universitas Yudharta Pasuruan berlangsung sangat sederhana dan meriah.

Pelaksanaan malam puncak tersebut ditandai dengan do’a bersama yang dibaca secara bergantian oleh sejumlah tokoh lintas agama yakni Hindu Kristen dan Islam dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Pengasuh Ponpes Ngalah Sengonagung Kecamatan Purwosari, Pasuruan, KH. Sholeh Bahrudin yang diberikan kepada Rektor Universitas Yudharta Dr. H. Saifullah, MHI.

IMG-20160507-WA0173Prosesi malam puncak kegiatan Diesnatalis itu pun menjadi istimewa dengan kehadiran Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf yang sempat berduet bareng dengan Paduan Suara Mahasiswa Yudharta menyanyikan lagu berjudul Pasuruan Gumuyu.

Bupati yang mengenakan baju putih dan bersarung tersebut terlihat kompak bersama tim paduan suara yang berdandan kebaya.

Baca Juga :   Kurang Inovatif, Seniman Pasuruan Minta Kadisbudpar Diganti

Pantauan wartabromo, Suasana malam puncak Diesnatalis ke XIV yang menyuguhkan pagelaran wayang kulit oleh Ki Enthus dengan lakon Dewa Ruci tersebut sangat menyedot perhatian masyarakat dari semua kalangan.

IMG-20160507-WA0183Ribuan santri pondok, mahasiswa hingga masyarakat umum berjubel menyaksikan kemeriahkan acara tersebut.

Pagelaran wayang sendiri dibuka dengan syair-syair islam dari para sinden yang berdandan santri perempuan khas jawa yakni berkerudung dan berbaju kebaya.

Ketua panitia Diesnatalis XIV Universitas Yudharta Pasuruan, Dr. Khoirul Huda SH, M.Hum mengatakan, pagelaran wayang merupakan suatu bentuk pelestarian budaya dan tradisi yang dirintis oleh Walisongo di tanah jawa.

“Ini bentuk pelestarian budaya, ” kata Khoirul Huda.

Lakon Dewa Ruci sendiri menceritakan tentang perjalanan sok piritual yang dilakukan oleh Werkudoro salah satu Pandawa atas perintah sang guru begadang Durna. (ros/yog)