Cerita Warga Korban Banjir Winongan: Aktivitas Lumpuh, Makan Andalkan Bantuan

133

Oleh: Amal Taufik

SUARA alat berat terus menderu di Dusun Jetis, Desa Prodo, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, sejak Selasa (30/01/2024) pagi. Sisa-sisa material lumpur terbawa banjir pada Sabtu (27/01/2024) belum benar-benar bersih.

Pantauan WartaBromo, material lumpur jalan Dusun Jetis masih setinggi mata kaki. Beberapa rumah warga tampak sudah ada yang bersih dari lumpur, namun tidak dengan halaman dan pekarangan mereka.

Warga setempat bersama pemerintah desa, tim BPBD, Dinas PU SDA Provinsi Jawa Timur, DLH Kabupaten Pasuruan, masih terus melakukan pembersihan lumpur.

Rosidi (43), warga sekitar bercerita, pada Sabtu sore itu hujan sama sekali tidak mengguyur Desa Prodo. Ia tidak punya firasat apapun soal banjir, apalagi sampai banjir lumpur.

Namun sekitar pukul 17.00 WIB, ia dikagetkan dengan kedatangan air. Menurut dia, air datang dari selatan seperti ombak bergulung-gulung dan sangat kencang.

“Seperti serangan begitu. Bergulung-gulung,” kata Rosidi.

Istrinya, Awintama (37), kaget dan menangis histeris saat itu. Wilayahnya memang sering terkena banjir, namun biasanya hanya air yang datang. Kali ini seperti banjir lahar.

Rosidi mengaku kejadian ini merupakan banjir terparah di Dusun Jetis. Material lumpur yang menumpuk di jalan dusun dan di halaman rumah warga sempat setinggi satu meter.

Bencana ini berdampak pada aktivitasnya. Rosidi yang sehari-hari bekerja sebagai sopir elf, kini tidak bisa bekerja sejak sama sekali. Ia bersama warga dusun masih gotong-royong membersihkan sisa lumpur yang ada.

“Makan mulai kemarin mengandalkan bantuan. Tiap pagi, siang, dan malam ada yang mengantar,” ujar Rosidi.

Warga lainnya, Fani (35) mengatakan, banjir yang datang pada Sabtu kemarin sangat mengagetkannya. Saat itu, ia menjaga warungnya yang letaknya tak jauh dari rumahnya.

Sungai kecil yang berada di dekat warungnya meluber, lalu masuk ke dalam warung. Fani langsung menyelamatkan beberapa perabotan di warungnya.

Sementara rumahnya sendiri ‘tak terselamatkam’. Banjir beserta lumpur masuk ke dalam rumahnya. Perabotan di dalam rumahnya terendam lumpur setinggi 70 cm.

Sejak hari Sabtu hingga hari hari ini, Fani bersama tiga anaknya tidur di warungnya. Beberapa dingklik kayu di warung dijajar, lalu mereka tidur di atasnya.

“Warung dulu yang saya bersihkan. Kalau warung tidak buka, kami makan apa. Kalau rumah, nanti saja waktu anak saya libur sekolah, kami bersih-bersih,” ujar Fani.

Banjir yang terjadi di Desa Prodo ini merendam hektaran sawah warga. Sawah yang terendam banjir ini terancam gagal panen. Selain itu, banjir juga mengakibatkan dua jembatan di Desa Prodo rusak.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi mengatakan, ada tiga dusun di Desa Prodo yang terdampak banjir yakni Dusun Jetis, Dusun Margoutomo, dan Dusun Gendol.

BPBD mencatat ada 300 jiwa yang terdampak pada banjir kali ini. Pada hari pertama kejadian, pihaknya langsung melakukan pembersihan material yang terbawa banjir. Material tersebut seperti bambu dan kayu yang sempat menyumbat sungai dan mengakibatkan air meluber ke pemukiman.

Sampai saat ini petugas BPBD masih berada di lokasi melakukan penanganan bencana, termasuk membantu warga melakukan pembersihan lumpur di lokasi yang terdampak.

Tak hanya itu, BPBD, Tagana, dan relawan lainnya juga telah mendirikan dapur umum di Kantor Kecamatan Winongan. Dapur umum ini memproduksi 2.000 nasi bungkus setiap hari untuk didistribusikan tiga kali sehari.

“Kami memberikan bantuan, baik sembako dan makanan untuk warga yang terdampak,” kata Sugeng. (asd)