Tak Mampu Perbaiki Rumahnya yang Ambruk, Warga Kejayan Tinggal di Gubuk

729
Siti Kasiami saat menunjukkan perkakas rumah tangga diantara reruntuhan rumahnya yang ambruk sejak 18 September 2015 lalu. Dia, suami dan ketiga anaknya terpaksa tinggal di gubuk karena tidak memiliki biaya membangun kembali rumah warisan orang tuanya itu. WARTABROMO/Egy Sigit.

Kejayan (wartabromo) – Jani (45) bersama istri dan ketiga anaknya terpaksa tinggal digubuk. Di dalam gubuk yang dibangun dari reruntuhan kayu rumahnya yang ambruk itu, keluarga papa ini berlindung dari terik siang dan dingin malam.

Sejak rumah bambu warisan orang tuanya ambuk pada Jumat (18/9/2015) lalu, warga Dusun Lorokan, Desa Lorokan, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, tidak tahu kemana harus mengadu. Jani dan keluarganya tidak mendapat perhatian maupun uluran tangan pemerintah.

Saat ditemui wartabromo.com di rumahnya, Sabtu (26/9/2015), pria yang bekerja sebagai tukang becak ini mengutarakan keinginannya membangun kembali rumahnya. “Tapi kami tak punya uang,” ujar Jani.

Maklum saja, Jani yang sehari-hari bekerja sebagai penarik becak di kawasan Gondangwetan hanya berpenghasilan Rp15.000 – Rp30.000 per hari. Nominal sekecil itu, hanya cukup untuk makan.

Baca Juga :   Polisi Segera Tetapkan Tersangka Pembalakan Hutan Mangrove di Pasuruan

“Anak saya yang pertama hanya lulus SD karena tak ada biaya buat melanjutkan,” keluh Jani.

Siti Kasiami (38), istri Jani, mengaku rumah kayu tersebut tidak pernah mengalami perbaikan sejak tahun 1968. “Gak ada biaya buat perbaikan, buat makan saja susah,” ungkap Kasiami.

Sejak rumah ambruk, keluarga ini melakukan semua aktivitas di antara reruntuhan rumah dan gubuk, mulai masak, tidur dan lainnya. (egy/fyd)