Masa Depan Terorisme di Tangan ‘Pengantin’ Perempuan

1384

Karena itu penting untuk adanya deradikalisasi khusus bagi perempuan. Atau Napiter perempuan akan terus terkurung dalam lingkaran kelompok terorisme.

Salah satu contoh yang patut menjadi sample adalah kasus Putri Munawaroh lagi. Setelah keluar dari Lapas Wanita Tangerang pada 2012, Putri langsung dijemput oleh Ummahat (ibu ibu) dari kelompok pengajian Abu Jibril (Aktivis MMI).

Bahkan, setelah itu Putri sempat membesuk Ustaz Abu Bakar Baasyir, salah satu orang yang disebut-sebut sebagai pentolan JI setelah Abdullah Sungkar. Bukankah akan lebih bagus jika selepas keluar dari Lapas Putri juga lepas dari jaringan kelompok terorisme. Sehingga ini menjadi tantangan tersendiri bagi BNPT untuk juga fokus melakukan deradikalisasi bagi perempuan.

Baca Juga :   Salah Kaprah Urus Limbah

Maka, bila pemerintah tak sergera menyusun rencana untuk menanggulangi masalah ini, bukan tidak mungkin nanti akan muncul brigade perempuan pro-ISIS di Indonesia. Brigade perempuan yang tak hanya berada di belakang layar membantu suami mereka, namun juga menjadi ‘pengantin’ perempuan. (*) >>>ke halaman awal

_______
*) Penulis merupakan jurnalis lepas yang juga pegiat sosial.

Sumber:
– “Perempuan dan Terorisme” kajian PAKAR
– “Mothers To Bombers: The Evolution of Indonesian Women Extremists” kajian IPAC