Korban Kisruh Mayangan Tangguhkan Pernikahan

910
Undangan pernikahan Agus yang sudah terlanjur disebar.

Sumberasih (WartaBromo.com) – Kondisi Agus Wahyudi, korban penganiayaan di Simpang Lima Mayangan, Kota Probolinggo belum juga membaik.

Bahkan kini ia harus menjalani perawatan intensif di RS Bina Sehat Jember. Keadaan ini juga memaksa kerabat untuk menangguhkan pernikahan pemuda 23 tahun ini. Yang rencananya dihelat pada 30 April mendatang.

Sutirno, ayahanda Agus, tak menyangka, segala persiapan pernikahan anaknya kandas begitu saja. Sutirno lalu bercerita saat hari nahas itu.

“Sabtu malam itu perasaan saya tidak enak. Seperti gelisah, gamang dan tidak bisa tidur,” tuturnya, Selasa (11/04/2023).

Sore harinya, sang anak berpamitan hendak mengantar undangan pernikahan pada rekan dan koleganya yang ada di Kota Probolinggo. Walau bekerja serabutan, Agus diketahui memiliki banyak teman.

“Jadi Sabtu sore pulang kerja itu dia pamitan mau antar undangan. Tapi tidak bilang secara jelas kemana,” imbuhnya.

Sejak kepergian putranya itu, hati dan perasaan Sutirno gelisah. Terlebih lagi sampai pukul 22.00 belum juga pulang.

Sutirno bahkan sempat menanyakan keberadaan anaknya itu pada sang istri. Yang juga memberikan jawaban tidak memuaskan. Sebab ibunya pun tak tahu, kemana anaknya itu pergi.

Persis satu jam setelahnya, kabar duka itu datang. Rekan Agus datang mengabarkan jika anaknya jadi korban kisruh antar pemuda di Simpang Lima Mayangan.

Sutirno, istrinya dan kerabat lain pun langsung bergegas ke rumah sakit. Benar saja, di IGD Agus sudah tak sadarkan diri dengan luka parah di wajah.

“Yang terlihat itu hanyalah telinganya saja. Mulut, kelopak mata, hidung dan lainnya sudah tak berbentuk,” sebutnya, seraya menahan pilu.

Keterangan dokter pada keluarga, Agus harus menjalani operasi. Dua dokter ahli bedah turun langsung menanganinya untuk operasi kepala dan operasi wajah.

Sutirno pun diminta menyediakan dana sampai seratus juta lebih. Demi kesembuhan sang anak, ia pun terpaksa harus menjual ternak sapinya. Untuk biaya rujukan ke RS Bina Sehat Jember.

“Tapi tetap saja biayanya kurang. Saya yakin anak saya ini korban, dia bukan pemabuk, motornya juga bukan knalpot brong, ndak seharusnya dia dimassa seperti itu,” ujar Sutirno.

Keadaan ini pun membuat Sutirno menangguhkan pernikahan Agus dan Maymunah. Gadis asal Kelurahan Jrebeng Lor, Kedopok, Kota Probolinggo.

Sisa 70 lembar undangan yang belum diantar, dibiarkan begitu saja teronggok di ruang tamu. Padahal rencananya, hari bahagia itu akan digelar pada 30 April 2023 mendatang.

Pihak Sutirno akan membicarakannya kembali dengan orang tua Maymunah. Perihal penangguhan pernikahan itu.

Diberitakan sebelumnya, kisruh antar pemuda terjadi di Simpang Lima Mayangan, Kota Probolinggo. Pemicu disebut karena aksi saling bleyer dan berujung pada penganiayaan pada Agus (lai/saw/asd)