Tradisi Seribu Lampu Teplok Di Genggong Saat Isra’ Mi’raj

2285

 

Probolinggo (wartabromo.com) – Berbagai cara dilakukan umat Islam di seluruh Indonesia untuk merayakan Isra’ Mi’raj. Di Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, para santri menyalakan 1.000 lampu teplok di kawasan pesantren, Jumat (13/4/2018) atau 27 Rajab 1439 Hijriyah.

Lampu teplok atau lampu dengan bahan bakar minyak goreng atau tanah itu, dinyalakan di sepanjang jalan dari pintu utama Pesantren sampai di depan Masjid Jami’ Al-barokah Genggong. Tak hanya di lingkungan ini, di asrama – asrama santri dan lembaga pendidikan, lampu ini juga dinyalakan. Sehingga cahaya kerlap-kerlip tampak menyelimuti kawasan Pesantren Genggong.

 

Salah satu pengasuh PZH Genggong, KH. Mohammad Haris Damanhury, menuturkan tradisi menyalakan 1.000 lampu teplok, sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Seribu lampu untuk memeriahkan Isra’ Mi’raj itu, tidak lepas dari rasa cinta santri Genggong agar peringatan Isra’ Mi’raj menjadi ekspresi yang berbunga-bunga. Serta mencerahkan kehidupan, sebagaimana kerlipan lampu yang menerangi malam.

Baca Juga :   Ada Gerhana Merah Darah, Perempuan Tretes Ini Baca Qur'an

“Ini sudah tradisi turun temurun yang tetap kami pertahanan. Diharapkan agar peringatan Isra’ Mi’raj ini, menjadi teladan dan semakin meneguhkan keimanan umat Islam. Dimana pada malam ini, merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW untuk menerima wahyu atau perintah shalat dari Allah SWT,” ujar pria yang akrab dipanggil Gus Haris ini.

Ahmad, salah satu santri, menuturkan jika ia merasa sangat takjub dengan tradisi ini. Selain bisa menikmati kerlipan ribuan lampu, ia mengaku bisa mengikuti acara Isra Mi’raj dengan penuh semangat. Ia sebagai santri berharap dapat mengambil hikmahnya peringatan ini.

“Alhamdulillah bisa mengikuti acara Isra’ Mi’raj dengan dimeriahkan seribu lampu. Karena di daerah saya, tidak ada peringatan semacam ini. Semoga, tradisi ini terus dilestarikan,” kata Ahmad. (saw/saw)