Tol Laut di Probolinggo Segera Dibuka

2696

Probolinggo (wartabromo.com) – Pelabuhan New Tanjung Tembaga Probolinggo, bakal terapkan tol laut. Program dijalankan, menyusul posisi tapal kuda sebagai salah satu penghasil bahan pokok, terbilang besar.

Kepastian adanya tol laut salah satunya terlihat ketika kapal logistik tol laut, bersandar di voyage 10. Diketahui kemudian, kapal bertonase 7.738 GT itu mengangkut 103 peti kemas. 93 petikemas diantaranya sudah penuh dengan bahan pokok, sedangkan 10 sisanya, masih kosong.

Informasi dari PT. Delta Arta Bahari Nusantara (DABN), pengelola pelabuhan New Tanjung Tembaga, jumlah 10 petikemas yang kosong ini, akan diisi dari pelabuhan Probolinggo. Diperuntukkan pada industri maupun perusahaan logistik di seputar wilayah tapal kuda.

“Yang akan mengisi, dipersilahkan,” kata Djumadi, Kepala Cabang PT. DABN, Sabtu (10/11/2018).

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah stake holder lain, untuk mempromosikan kosongnya 10 boks petikemas itu. Khusus untuk jalur tol laut ini, hanya memuat bahan pokok. Seperti beras, gula, minyak dan lain sebagainya. Karena biaya pelayarannya, disubsidi pemerintah. Potongannya berkisar antara 28% hingga 31% dari biaya pengiriman laut pada umumnya.

“Tapi berapa persisnya, kami tidak tahu. Karena tiap pengiriman tidak sama. Baik itu dari biaya tambat, biaya sandar dan lain sebagainya,” kata dia.

Sekedar diketahui, kapal logistik nusantara I yang sandar di voyage 10 ini, melalui rute ke Sulawesi Utara. Tepatnya, berangkat dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Probolinggo, Makasar, Bitung dan terakhir Tahuna Sulawesi Utara.

Djumadi menyebut, pembukaan jalur tol laut di pelabuhan New Tanjung Tembaga, nantinya akan dibuka secara resmi pada akhir November 2018.

“Kalau sekarang ini kan dari Tanjung Perak Surabaya, bukan dari Probolinggo,” tambahnya.

Dibuka di voyage 11, jalur tol laut Probolinggo, ditetapkan dari Probolinggo, Makasar, Bitung dan Tahuna, serta rute sebaliknya, selama 14 hari pelayaran. Ditetapkannya, jalur tol laut dari Probolinggo kali ini, karena bahan pokok yang dikirim untuk masyarakat pelosok Indonesia selama ini sebagian besar berasal dari wilayah tapal kuda di Jawa Timur. (lai/ono)