Ribuan Umat Hindu Tengger Gelar Melasti

1997

Probolinggo (wartabromo.com) – Ribuan umat hindu di lereng Gunung Bromo melaksanakan upacara Melasti, Rabu (14/3/2018). Ritual Melasti ini dilaksanakan di mata air Widodaren yang disakralkan Suku Tengger. Ritual ini bertujuan menyucikan diri sebelum melaksanakan catur brata Nyepi.

Umat Hindu Tengger berduyun-duyun menuju ke mata air Widodaren yang terletak di sebelah barat Gunung Bromo. Warga membawa sarana dan prasana persembahyangan yang akan disucikan berupa Pratima dan Pratila. Tak hanya warga dari Brang Wetan (Probolinggo) dan Brang Kulon (Pasuruan), umat Hindu dari Bali juga mengikuti ritual ini.

Ritual Melasti merupakan rangkaian hari raya Nyepi tahun 1940 Saka, yang jatuh pada Sabtu 17 Maret mendatang. Sehingga sebelum melaksanakan caturbrata Nyepi, setiap individu maupun peralatan wajib disucikan dengan air suci.

Dalam rangkain Melasti ini, umat Hindu tak hanya berdoa dan menyucikan diri serta barang saja. Mereka juga mengambil air suci dari aliran sumber mata air yang berada diatas Gunung Widodaren. Air tersebut, kemudian dibawa pulang ke rumah masing-masing untuk mensucikan harta bendanya.

Melasti menitikberatkan pada upacara pembersihan, baik itu pembersihan diri (buana alit)/ maupun barang atau harta benda dan alam semesta (buana agung).

“Ya karena yang dipake untuk mensucikan itu yaitu di sumber –sumber air bisa di laut dan menurut weda bahwasanya air itu sumber kesucian atau sumber kehidupan juga jadi bisa mensucikan segala sesuatu termasuk buana agung dan buana alit,” tutur Eko Warnoto, Dukun Pandita Hindu Tengger.

Bagi Suku Tengger, ritual Melasti sangat berarti dalam perjalanan spiritualnya. Mereka merasa seakan-akan terlahir kembali tanpa dosa.

“Ya terasa sejuk sekali, seperti merasa suci sekali. Yang dibawa tadi ada ayam ada bebek, ya hasil bumi,” kata Amelia Susanti, salah satu umat Hindu Tengger.

Sementara bagi umat Hindu Bali, ritual melasti di lautan pasir Bromo, menjadi pengalaman spiritual tersendiri.

“Yang jelas kita petik hikmahnya yang mana disini melasti di segara gunung. Yaitu lautan pasir yang mengeluarkan air itu sumurnya. Yang paling bermakna yaitu tempat air antara gunung dan segara yaitu lautan pasir,” kata I Nyoman Harayasa, umat Hindu asal Bali.

Setelah ritual Melasti, selanjutnya umat Hindu Tengger akan menggelar upacara Tawur Agung yang dilaksanakan pada hari tilem kesanga atau Jumat, 16 Maret mendatang. (cho/saw)