Idap Kelainan Darah Langka, Bocah Putri Kuli Bangunan asal Puspo Butuh Uluran Tangan

11242

Puspo (wartabromo) – Seorang bocah perempuan asal Puspo, Kabupaten Pasuruan mengidap anemia aplastik (kelainan darah langka). Kebutuhan 21 kantong darah putih tiap tranfusi, agar sang bocah mampu memproduksi trombosit, membuat keluarga dengan keterbatasan ekonomi ini, membutuhkan uluran tangan.

Bocah perempuan itu bernama Ailsa Septya Dwi Anggraeni, berusia 11 tahun 7 bulan. Gadis kecil yang seharusnya ceria belajar di bangku sekolah dasar.

Kondisi Ailsa, diungkap oleh kakaknya, Emyl Yuliana, seperti diulik dari kitabisa.com, dengan menjelaskan, adiknya terbilang anak sehat dan aktif, seperti kebanyakan bocah lain.

Namun, keceriaannya berubah, sejak Desember 2017 lalu. Kondisi tubuh Ailsa mendadak drop hingga kemudian dibawa ke salah satu rumah sakit. Hasil lab menunjukkan ada keanehan pada jumlah dan susunan sel darah dan didiagnosa mengidap ITP (idiopatik trombositopenik purpura).

Baca Juga :   Truk Bulog Muat Rastra Masuk Jurang

Dokter selanjutnya menyarankan untuk melakukan pemeriksaan dengan pengambilan cairan tulang sumsum (BMP), untuk memperkuat analisa tersebut.

“Bulan Januari 2018, kami melakukan BMP dan hasilnya, adik saya positif mengidap anemia aplastik, salah satu kelainan darah yang langka dan memerlukan transfusi darah sebagai upaya penanganannya,” ungkap Emyl.

Tidak mudah mengupayakan transfusi darah untuk adik tersayangnya itu. Tiap satu kali transfusi, Ailsa memerlukan hingga 21 kantong darah putih. Dijelaskan, anemia aplastik membuat tubuh Ailsa kesulitan memproduksi trombosit sehingga diperlukan banyak sel darah putih, untuk meningkatkan produksi tombosit.

Mencari pendonor untuk Ailsa menjadi kesulitan tersendiri. Belum lagi stok darah di RS dan PMI, serta keterbatasan limit klaim BPJS yang digunakan.

Baca Juga :   Siap Amankan Istighosah Kubro, Ratusan Banser Diberangkatkan Bupati Pasuruan

“(Hal itu) membuat kami kesulitan membeli darah untuk keperluan transfusi Ailsa. Ayah kami kuli bangunan dengan penghasilan minim tentu tidak dapat membantu banyak untuk pengobatan Ailsa,” lanjut Emyl.

Saat ini Ailsa membutuhkan bantuan untuk memenuhi biaya pembelian darah, sehingga kebutuhan transfusi Ailsa dapat terpenuhi.

Ternyata banyak hal, yang menjadi hadangan keluarga kuli bangunan ini untuk upaya penyembuhan Ailsa. Pasalnya selain transfusi, mereka harus tetap mengeluarkan biaya keperluan Ailsa selama perawatan, seperti susu untuk penguatan kalsium dan pampers dewasa, dengan harga yang juga tidak murah.

BoloWarmo bersedia membantu mengupayakan transfusi untuk Ailsa melawan anemia aplastik? Bisa klikĀ disini. (trd/ono)