Pelaku Wisata Bromo Siap Ada Penutupan Dua Bulan

278
Foto : Dokumen/wartabromo.com

Pasuruan (wartabromo) – Rencana untuk melakukan recovery Taman Wisata Nasional Bromo Tengger Semeru selama dua bulan yang disampaikan oleh pihak Balai besar konservasi TNBTS disambut hangat oleh pelaku wisata bromo di Kecamatan Tosari, Pasuruan.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Koperasi Bromo Tengger Sejahtera, Trisno Sudigno saat dihubungi oleh wartabromo, Kamis (12/7/2012).

Menurutnya, rencana penghentian sementara kawasan wisata nasional bromo tengger semeru dari berbagai aktivitas kunjungan wisata merupakan satu hal yang sangat diperlukan untuk memulihkan ekosistem alam serta melakukan perbaikan sarana dan prasarana yang ada.

Kendati demikian, pihaknya berharap agar recovery tersebut tidak dilakukan pada saat moment liburan atau saat tingginya tingkat kunjungan wisata melainkan pada sekitar bulan oktober hingga nopember. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu pendapatan warga sekitar kawasan wisata Bromo.

“Kalau sekitar bulan itu (oktober dan nopember, red) wisatawan mancanegara sudah mulai berkurang sehingga bisa dilakukan recovery,” ujar Trisno Sudigdo.

Ditambahkannya, untuk kawasan bromo, selama ini lautan pasir memang kerapkali menjadi sasaran kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Karenanya, proses pemulihan atau recovery dengan meng-istirahatkan sementara kawasan tersebut adalah sangat diperlukan.

Sementara, untuk jalur warga yang biasa melewati lautan pasir dari arah Pasuruan menuju Probolinggo atau sebaliknya, sebaiknya dibuatkan jalur khusus yang letaknya lebih ke pinggir  dengan penambahan luasan serta pembatas tanaman hidup.

“Jalur warga selama ini kan sekitar 3 kilometer dari kawah. Kalau bisa nanti lebih ke pinggir,” ujarnya dengan nada usulan.

Sebelumnya, rencana recovery sempat disampaikan oleh Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar TNBTS, Emy Endah Suwarni di berbagai media. Hal tersebut mengacu pada kebijakan pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat, Taman Nasional Kelimutu di Nusa Tenggara Timur, dan juga Taman Nasional Kerinci Seblat di Jambi. (yog/yog)