Yadnya Kasada: Meneladani Toleransi Suku Tengger

981
DOA TIGA AGAMA: Pemuka agama Islam, Kristen dan Hindu berdoa bersama agar masyarakat Tengger selalu diberikan perlindungan dan kasih sayang dari Tuhan Yang Maha Esa, Selasa (23/7/2013). Foto; G. Arif Subagyo

Tosari (wartabromo) – Masyarakat Tengger Bromo merayakan Yadnya Kasada 1935 Saka. Tradisi yang dijalankan setiap tahun ini menjadi instrumen pemersatu warga yang berbeda agama.

Dalam masyarakat Tengger tumbuh berkembang agama Hindu, Islam dan Kristen. Perbedaan keyakinan keagamaan tidak menghalangi meraka bersatu dan bahu-membahu melestraikan tardisi. Mereka menjunjung tinggi nilai toleransi.

“Warga Tengger toleransinya luar bisa. Mereka sangat menghargai dan menghormati perbedaan,” kata Irsyad Yusuf usai dikukuhkan sebagai warga kehormatan suku Tengger dalam resepsi Yadnya Kasada di Wonokitri, Tosari, Pasuruan, Selasa (23/7/2013) malam.

Irsyad Yusuf dikukuhkan sebagai warga kehormatan bersama Wakil Bupati Riang Kulup Prayuda. Sebagai kepala daerah, ia berharap nilai toleransi tersebut mampu diteladani masyarakat Kabupaten Pasuruan secara umum.

Baca Juga :   Jenazah Pengikut Dimas Kanjeng Akan Diambil Keluarganya

“Nilai-nilai ini harus ditangkap oleh pemerintah. Menjadi inspirasi buat masyarakat di Kabupaten Pasuruan secara umum, dimana nilai-nilai toleransi dan gotong-royong sudah mulai luntur,” jelasnya.

Supayadi, seorang dukun Tengger mengatakan, Yadnya Kasada merupakan wujud rasa sukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Rasa sukur diwujudkan dalam larung sesaji di kawah Gunung Bromo.

“Kasada sebagai rasa sukur kepada dengan cara berkurban hasil bumi,”
kata Supayadi. (fyd/fyd)