Banyak Kekerasan Pada Anak, LPA akan Dibentuk di Tingkat Kecamatan

799

Pasuruan (wartabromo) – Untuk menekan jumlah kekerasan terhadap anak dan perempuan, Pemerintah Kabupaten Pasuruan bersama Lembaga Perlindungan Anak (LPA) membentuk pokja LPA tingkat Kecamatan.

Sebagai langkah awal, pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Sosial bersama LPA melakukan sosialisasi serta pelatihan kepada petugas dari lintas SKPD.

Acara yang berlangsung di gedung Segoropuro Pendopo Kabupaten ini dihadiri ibu bupati Pasuruan, Lulis. Sebagai pembicara dalam acara tersebut, Kompol Yasinta Mau, Subdit IV Renak (Remaja Anak dan Perempuan) Polda jatim.

Menurut Kasi Pemberdayaan Perempuan Kantor KBPP (Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan) Kabupaten Pasuruan, Hendah Solkha untuk pelaksanaan tugas di pokja-pokja kecamatan ditangani 10 orang petugas dari PKK, Penyuluh KB, tenaga Kesejahteraan sosial serta koordinator Puskesmas.

Baca Juga :   Tersambar Petir, 2 Nelayan Pasuruan Tewas di Perairan Juanda

“Setiap kecamatan ada 10 orang petugas yang akan melayani masyarakat, ” tutur Hendah.

Pokja kecamatan akan melakukan sosialisasi dan pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Diharapkan pula, untuk kelompok kerja kecamatan bisa melakukan pelayanan juga penanganan awal kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sebelum kasus itu berlanjut ketingkat kabupaten.

“Sosialisasi, pengawasan dan prefentif, itu yang penting” tandas Hendah.

Diakui pula, jumlah kejadian kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah kabupaten Pasuruan periode Januari-November 2016 jumlahnya meningkat. Kasus terbanyak dialami anak-anak.

“Sampai bulan November ada 87 kasus laporan yang masuk. Meningkat dibandingkan tahun 2015” imbuh Hendah.

Sementara itu, ketua Lembaga Perlindungan Anak kabupaten Pasuruan, Agus Heru Hermawan, menyampaikan faktor lingkungan dan pengaruh teknologi terhadap munculnya kekerasan terhadap anak, utamanya kekerasan seksual.

Baca Juga :   Bawaslu Hentikan Kasus Dugaan Politik Uang Caleg Gerindra

“Perkembangan teknologi dan pergaulan sangat dominan terhadap tindak kekerasan pada anak-anak” pungkas Agus. (git/yog)