Musrenbang Kabupaten Pasuruan Dinilai Hanya Sebatas Formalitas

1241

Pasuruan (wartabromo.com) – Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) Kabupaten Pasuruan, selama ini dianggap sebatas formalitas. Setidaknya, lima kebutuhan mendasar warga, sampai saat ini belum dapat dipenuhi Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Penilaian dan evaluasi tersebut diungkap oleh Plt Bupati Pasuruan, Riang Kulup Prayudha dalam oembukaan Musrenbang di Pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing Gusti Pemkab Pasuruan, Selasa (27/03/2018).

Di hadapan peserta, Gaga (panggilan akrabnya) mengatakan, pertama masalah ketersediaan dan pemanfaatan SDA (Sumber Daya Air) masih belum maksimal. Soal kedua disebutkan aspirasi dari desa tidak terakomodir dalam musrenbang. Belum lagi permasalahan peternakan, yang ia nilai belum l mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah. Sehingga dari keseluruhan berimbas pada nilai PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang belum meningkat secara signifikan.

Baca Juga :   Mangkir, Kejati Tunggu Dade Angga dan Eddy Paripurna Hingga Jumat

“Ini adalah uneg-uneg, yang saya sampaikan dalam Musrenbang ini. Utamanya perihal pemanfaatan air bersih,” kata Gaga.

Air bersih menjadi sorotan, karena menurutnya harus dimaksimalkan. Ia masih melihat banyak warga memanfaatkan air sungai untuk mandi, mencuci dan minum.

“Ini tidak wajar dan harus segera diatasi,” tandasnya.

Ia kemudian mencoba menggambarkan, bila suplai air bersih di desa-desa rawan kekeringan belum diatasi dengan maksimal. Dicontohkan, apabila ada 30 desa kekeringan, maka setidaknya ada 30 tangki seharusnya setiap hari mendistribusikan air ke semua desa tersebut.

“Katakanlah satu tangki seharga Rp 400 juta kemudian kita kalikan 30 jadi 12 Milyar, itu tidak sampai 1% dari total APBD Kabupaten Pasuruan,” imbuh Gaga.

Baca Juga :   Ribuan Ikan Lele Numplek dari Pikap, Warga dan Pengguna Jalan Berebutan

Oleh karenanya, Gaga merasa selayaknya masalah kebutuhan air bersih ini menjadi kebutuhan utama yang harus diprioritaskan.

Belum lagi soal penyerapan aspirasi dari desa yang tidak terakomodir di Musrenbang selama ini. Ia membuka kegelisahan desa, yang diperkirakan hampir 85% kurang puas dengan pelaksanaan Musrenbang. Bahkan, 4 kali Musrenbang, aspirasi masyarakat belum masuk dalam DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran).

“Banyak kesan Musrenbang sebagai kegiatan formalitas saja,” kata Gaga.

Hal ini, ia beberkan seperti tidak ada keadilan dalam ploting anggaran. Ia pun meminta agar Musrenbang bisa menjadi wadah menyerap aspirasi warga Kabupaten Pasuruan.

Saat mwnyinggung PAD, Gaga menginginkan agar perolehan PAD ditingkatkan. Pasalnya, nilai PAD Kabupaten Pasuruan setiap tahun belum menyentuh angka Rp 1 Trilyun.

Baca Juga :   Dinas Perikanan : Supermoon Sebabkan Rob

“Bandingkan saja dengan Sidoarjo yang PAD nya bisa Rp 1 Trilyun lebih. Maka dari itu kita harus mengejar ketertinggalan ini melalui inovasi dan kerja keras. Contohnya dalam hal pertambangan, kita bikin saja BUMD Pertambangan atau sejenis, yang penting bisa menambah PAD kita setiap tahunnya,” ujar Gagah.

Pembukaan Musrenbamg oleh Plt Bupati Pasuruan, Riang Kulup Prayudha ini, dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Agus Sutiadji, Wakil Ketua DPRD, Sutar, para Kepala OPD, camat hingga beberapa alim ulama seperti Rois Surya PCNU Kabupaten Pasuruan, KH Muzakki Birul Amin, sampai Habib Zaenal Abidin. (mil/ono)