Manusia: dari Monyet hingga Menguasai Planet

3677

“Gunung adalah realita obyektif. Anda bisa melihatnya, memegangnya, dan menciumnya. Namun bangsa dan negara, seperti Israel, Jerman, Perancis hanyalah sebuah cerita yang kita buat yang sangat melekat dalam diri kita,” terang Yuval.

Demikian pula pada bidang ekonomi. Manusia saat ini bekerja pagi hingga malam untuk menghasilkan uang. Tapi apakah uang itu? Uang juga tidak memiliki nilai obyektif. Ia tidak bisa dimakan, diminum, dan dipakai.

“Kemudian datang para pendongeng ulung, yaitu para bankir besar, menteri ekonomi, dan mereka memberi konsep yang sangat meyakinkan: ‘Anda lihat selembar kertas ini? Ini nilainya sama dengan 10 pisang’. Jika saya percaya, Anda percaya, dan semua orang percaya, maka jadilah (kertas itu bernilai).”

Uang, menurut Yuval, salah satu konsep yang paling sukses yang ditemukan dan disebarkan manusia. Karena uang adalah satu-satunya konsep yang dipercaya semua orang.

Tidak semua orang percaya pada Tuhan, tidak semua orang percaya pada demokrasi, tidak semua orang percaya pada HAM, namun semua orang percaya akan uang. Osama bin Laden, misalnya, ia membenci agama dan politik Amerika Serikat, namun Osama tidak pernah menolak dolar Amerika.

Demikianlah, manusia mengontrol dunia karena hidup dalam realitas ganda: obyektif dan fiktif. Selain hidup dengan realita obyektif seperti gunung, pohon, ayam, sapi, manusia juga hidup dalam realitas fiktif yang diciptakan seperti negara, ideologi, uang, dewa-dewa.

Dan, seiring berjalannya waktu, realitas fiktif itu makin menguat dan bahkan menguasai dunia.

“Kini, kelangsungan hidup hutan, sungai, gajah, harimau, bergantung pada kebijakan dan keinginan konsep-konsep fiktif seperti Amerika Serikat, Google, Bank Dunia. Konsep yang hanya ada dalam imajinasi kita,” tutup Yuval. (asd)