Menengok Letusan Gunung Semeru dan Banjir yang Katanya Membawa Berkah

3065
Catatan berikutnya yakni banjir besarĀ  pada 1 Januari 1977. Banjir lahar dingin ini dikenal dengan nama Banjir Bondeli. Sebab, Dusun Bondeli di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro tersapu bersih. Sebelum banjir besar, sempat terjadi letusan kawah utama disertai aliran lava pada tahun 1975-1976. Lebih dari 110 hektare sawah rusak, 450 hektare hutan pinus juga rusak. Di Kecamatan ini pula terlihat banyak batu-batu yang berada di tengah sawah, bahkan di rumah penduduk. Batu-batu ini merupakan material yang terbawa saat banjir. Banjir besar terakhir tercatat pada tahun 1981. Kali ini Desa Kertosari, Kecamatan Senduro (sekarang masuk Pasrujambe) yang terdampak. Namun demikian, setelah bencana di tahun tersebut, tidak ditemui banjir besar kembali yang sampai meluluh lantakkan desa.
Baca Juga :   Koran Online 12 Juli : Bapak asal Bangil Setubuhi Anak Kandung sejak Kecil sampai Dewasa, hingga Pria Ini Dihajar Arit oleh Bapaknya
Lahar dingin yang disebabkan aktivitas Semeru terpantau normal dan melewati aliran sungai seharusnya. “Letusan Gunung Semeru ini telah menyebabkan wilayah timurnya, yang kebetulan berada di wilayah Kabupaten Lumajang, menjadi daerah yang sangat subur untuk pertanian,” tutup Mansur. Jadi, meskipun Gunung Semeru seringkali memuntahkan lahar dingin, banyak sekali berkah yang didapatkan. Di antaranya pertanian subur, hingga kualitas bahan galian yang bagus dan melimpah sampai sekarang. Untuk lebih jelas catatan terkait letusan Gunung Semeru, bolo bisa melihat datanya di sini. (*)