Ada 10 Penghayat Kepercayaan dan Aliran Keagamaan di Pasuruan, Kesbangpol Gelar Sosialisasi

413

Bangil (WartaBromo.com) – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Pasuruan, menggelar sosialisasi untuk para penghayat aliran kepercayaan masyarakat (PAKEM) tahun 2023, Rabu (14/6/2023).

Acara yang digelar di ruang rapat Kantor Bakesbangpol Gedung Lettu Imam Adi, Kompleks Perkantoran Raci, Kecamatan Bangil dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dan dihadiri oleh berbagai perwakilan PAKEM dan aliran keagamaan, FKUB, Tokoh Lintas Agama, hingga Organisasi Keagamaan.

Turut hadir sebagai pemateri, Kasi Intel Kejari Kabupaten Pasuruan, Agung Tri Raditya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pasuruan, KH. Nurul Huda, Kasi Bimas Islam Kemenag Kabupaten Pasuruan, Bahrul Ulum.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Eddy Supriyanto mengatakan, kegiatan tersebut tak lain adalah untuk menciptakan masyarakat Kabupaten Pasuruan yang kondusif.

“Yang paling penting, hidup berdampingan dan menjaga kondusifitas masyarakat Kabupaten Pasuruan. Terlebih akan memasuki tahun politik,” papar Eddy saat memberikan sambutannya.

Ia juga menjelaskan bahwa di samping 6 agama yang diakui negara, juga sudah ditetapkan adanya aliran kepercayaan lokal yang terbentuk secara natural. Hal itu tertuang dalam putusan MK Nomor 97/PUU-XIV/2016.

Dalam hal ini, Kejari Kabupaten Pasuruan meminta jika masyarakat penghayat kepercayaan belum tercantum di kolom KTP, segera melapor. Sehingga pihak yang berwenang bisa mengakomodasi. Termasuk melaporkan jika ditemui aliran kepercayaan yang tidak sesuai dengan aturan.

“Dalam putusan MK tahun 2016, sudah diakomodir jika aliran kepercayaan itu ada di kolom KTP,” ungkap Kasi Intel Kejari Kabupaten Pasuruan, Agung Tri Raditya.

Untuk diketahui, tercatat sebanyak 10 aliran kepercayaan ada di Pasuruan. Diantaranya adalah Persada, Penghayat Kerohanian, Jama’ah Khumah, Kelompok Seni dan Budaya, Yayasan Suaru Suluh, Kawruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan.

“Ada juga Sapto Dharmo, Ilmu Sejati, Sangkan Paran Budiluhur, dan Paguyuban Ngesti Tunggal. Semoga dalam kegiatan ini, kita bisa bersinergi dan menciptakan toleransi di tengah masyarakat,” Pungkas Eddy mengakhiri. (lio/*)