Daftar Pertanyaan kepada Mbak-mbak Pemandu Lagu

4921

Pasuruan (WartaBromo.com) – Tempat-tempat karaoke berbalut warung kopi di Kabupaten Pasuruan tumbuh bak jamur. Salah satunya di komplek pertokoan Gempol 9 di Kecamatan Gempol.

WartaBromo sempat mengunjungi ‘tempat hiburan’ yang berlokasi di pinggir Jalan Raya Surabaya-Malang itu. Tampak lengang saat siang, penuh hiruk pikuk ketika malam, lengkap dengan purel-nya.

Berikut beberapa pertanyaan yang disarikan dari obrolan WartaBromo (WB);dengan beberapa purel (PR).

  1. WB: Sudah berapa lama menjalani pekerjaan ini?
    PR: Belum lama sih. Baru sekitar empat bulanan. Datang kesini karena diajak teman saya yang sudah lebih dulu kerja disini.
  2. WB: Ada berapa banyak yang bekerja seperti Anda di sini? Dari mana saja mereka berasal?
    PR: Banyak sih. Ada yang warga sini (Pasuruan), ada juga yang dari luar kota. Kalau saya pendatang (menyebut salah satu kabupaten di Jawa Timur).

Hasil reportase WartaBromo, jumlah para pemandu lagu di warung-warung kopi ini cukup banyak. Satu warung misalnya, setidaknya memiliki 15 anak buah. Dengan 13 warung yang ada disana, jumlahnya bisa mencapai 100 lebih.

  1. WB: Bagaimana Anda dibayar?!Apakah ada jaminan sosial atau kesehatan?
    PR: Saya dibayar harian. Setiap datang dibayar Rp100 ribu Kalau tidak datang ya tidak dikasih. Yang lain, seperti asuransi kesehatan tidak ada. Memang pengunjung yang datang terkadang memberi tips. Tapi ya tidak banyak. Ada yang Rp2 ribu, ada juga yang Rp50 ribu. Tapi itu juga jarang sekali.
  2. WB: Anda bekerja berapa lama dalam sehari, adakah hari libur?
    PR: Jam kerja kami mulai pukul 19.00 sampai jam 02.00. Kadang-kadang sampai jam 03.00. Dapat libur sehari dalam seminggu. Kalau ada yang mau nge-room (istilah pengunjung yang menyanyi di room) dari sore, ya bisa saja. Tapi pesan dulu.
  3. WB: Bisa diceritakan, seperti apa sebenarnya pekerjaan Anda?
    PR: Mereka yang datang kesini itu kan untuk mencari hiburan dengan menyanyi. Jadi, tugas kami menemani. Membantu mencarikan lagu, menyanyi bareng-bareng. Itu saja sebenarnya.
  4. WB: Banyak yang mengkonotasikan pekerjaan Anda dengan konotasi negatif. Bagaimana tanggapan Anda?
    PR: Ya terserah. Masa kita mau ngikutin anggapan orang lain. Capek kalau setiap anggapan orang diikuti. Wong kami cuma niat bekerja untuk cari makan, menghidupi keluarga. Ada temen disini yang orang tuanya sakit parah. Dalam waktu yang sama, butuh biaya, juga butuh untuk makan. Nyari pekerjaan lain, juga tidak ada.
  5. WB: Pernah mendapati tamu atau pengunjung yang “nakal”?
    PR: Pernah. Ya gitu-gitu, colek-colek begitu. Ngajakin yang aneh-aneh. Tapi ya tidak mau. Karena kerjaan kami bukan begitu. Kami hanya menghibur dengan menemani menyanyi. Kalau teman yang lain ada yang begitu ya saya tidak tahu. Itu urusan masing-masing.Yang pasti, aturan disini sangat ketat.

Dari luar, kawasan Gempol 9 memang tak ubahnya warung kopi biasa. Namun, selain keberadaan purel, warung-warung ini juga menyediakan minuman keras. Beberapa waktu lalu, seorang purel sempat tak sadarkan diri setelah dipaksa minum minuman keras oleh pengunjung. (tim)