Tuntut Mundur Kasek, Ratusan Siswa SMK Unjuk Rasa

562


Winongan (wartabromo) – Diduga melakukan korupsi uang SPP dan biaya ekstra, Kepala Sekolah SMKN Winongan, Pasuruan dituntut mundur dari jabatannya oleh sekitar 800 siswa SMKN setempat. Mereka menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di depan halaman sekolah, Senin (9/4/2012).

Para Siswa yang terdiri dari kelas 1,2 dan 3 tersebut memadati halaman sekolah yang berlokasi di Jalan Raya Bandaran, Kecamatan Winongan, Pasuruan. Mereka memprotes kebijakan kepala sekolah terkait banyaknya meneriakan yel-yel berisi tuntutan agar kepala sekolahnya, Nur Kholis mundur dari jabatannya.

Sejumlah poster berisi kecaman tampak dibawa oleh sejumlah siswa sebagai bentuk kekecewaaan atas kebijakan yang diambil oleh Kepala sekolah tersebut. Sejumlah tulisan seperti‘Nur Kholis Mafia SPP’, ‘Kholis Memperkaya Diri Sendiri’ dan ‘Kami Korban Korupsi’ tampak terlihat dalam aksi unjuk rasa siswa ini.

Salah seorang siswa, Makki Hasanudin mengatakan, mereka sangat keberatan dan kecewa atas kebijakan yang diambil oleh kasek selama ini. Pasalnya, sejumlah biaya yang sudah dikeluarkan tidak diwujudkan dalam kegiatan dan perlengkapan yang memadai.

“Kita diwajibkan bayar biaya ekstrakurikuler 75 ribu rupiah per anak. tetapi kegiatan ekstra dan fasilitas yang ada tidak seperti yang kita bayangkan,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Sadiyatul Hasanah, menurutnya untuk biaya ujikom pihak sekolah mewajibkan siswa membayar Rp. 600 ribu tetapi biaya tersebut tidak diwujudkan dengan adanya perlengkapan yang dibutuhkan siswa.

“Kenyataannya, mana perlengkapan yang katanya mau dibeli itu,” ujar Sadiyatul Hasanah kesal.

Sementara itu, menanggapi aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ratusan siswanya, Kepala Sekolah SMKN winongan, Nur kholis hanya menanggapinya dengan santai. Menurutnya, telah terjadi kesalahan pemahaman dari para siswa terkait informasi yang diterima oleh siswa.

“Informasi yang dari anak-anak itu hanya sepotong-sepotong. semuanya kegiatan jalan dan keuangan ada pada bendahara,” ujar Nur Kholis saat dikonfirmasi wartawan terkait tuduhan korupsi yang dialamatkan padanya.

Dijelaskannya, setiap uang yang masuk ke sekolah selalu dikelola oleh bendahara, termasuk uang ektra kurikuler Rp 100 ribu yang dibayarkan secara rutin untuk kegiatan ekstra para siswa.

“Saat ini sekolah masih punya hutang Rp 40 juta untuk kegiatan ekstra.” tegasnya.

Aksi unjuk rasa ratusan siswa tersebut berakhir setelah pihak sekolah dibantu aparat kepolisian setempat meminta perwakilan siswa untuk menggelar dialog bersama. (mj/yog)