Alasan Idul Adha di Indonesia Beda dengan Arab Saudi

629

RUKYATUL HILAL

Pasuruan (wartabromo) – Pemerintah Arab Saudi merayakan hari raya Idul Adha, Sabtu (4/10/2014) hari ini. Namun, Pemerintah Indonesia telah menetapkan jika hari raya Idul Adha 2014 (10 Zulhijjah) jatuh pada hari Ahad 5 Oktober 2014, besok.

Hasil sidang istbat yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia menyatakan jika posisi hilal di seluruh Indonesia sangat rendah yakni rata-rata pada ketinggian antara minus 0.5 derajat sampai plus 0.5 derajat. Pemerintah Indonesia pun menetapkan 1 Dzulhijjah 1435 H jatuh pada hari Jum’at (26/9/2014).

Salah seorang Ahli Falaqiyah PCNU Kabupaten Pasuruan, Anwar mengatakan, untuk menentukan awal Dzulhijjah, rata-rata tim rukyatul hilal di seluruh Indonesia tidak  berhasil melihat hilal atau kurang dari dua derajat.

Baca Juga :   Saat Tim Gabungan Razia Orgil di Kota Pasuruan, Menangis hingga Dibujuk ke Taman Safari

“Di Indonesia kemarin kan tidak ada yang berhasil melihat hilal. Perbedaan idul adha ini sama halnya perbedaan waktu sholat misal di Jakarta dan di Pasuruan itu waktu sholatnya berbeda kan?” ujar pria yang juga wakil Sekretaris NU tersebut.

Menurutnya, sudut elongasi dari hasil pengamatan tidak mencapai 3 derajat dan umur hilal belum 8 jam maka secara hisab berdasarkan kriteria kesepakatan Negara MABIMS bulan Dzulqa’dah harus disempurnakan 30 hari dan 1 Dzulhijjah jatuh pada hari Jumat tanggal 26 September 2014.

“Bulan Dzulqa’dah harus disempurnakan 30 hari dan 10 Dzulhijjah bertepatan dengan tanggal 5 Oktober 2014,” terangnya.

Dijelaskannya, perbedaan penetapan 10 Dzulhijjah antara Indonesia dengan Arab Saudi, salah satunya yakni di Arab Saudi telah terlihat hilal sehingga Idul Adha (10 Dzulhijjah) jatuh pada 4 Oktober 2014.

Baca Juga :   IPI Keberatan Pengikut Dimas Kanjeng Disebut Santri

Sementara itu, Pelaksana Tugas Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Muchtar Ali mengatakan, perbedaan penetapan Pemerintah Indonesia dan Saudi adalah sesuatu yang bisa saja terjadi disebabkan perbedaan mathla’ (wilayah hukmi).

“Itu sesuai dengan penegasan MUI bahwa penetapan awal Dzulhijjah/Idul Adha berlaku dengan mathla’ masing-masing negara.
Dalam hal ini ulama telah konsesus.” ujarnya Anwar seperti dikutip wartabromo dari situs bisnis.com

Berbeda dengan ketetapan Pemerintah, warga Muhammadiyah di Indonesia telah merayakan sholat idul adha pada hari ini, Sabtu (4/10/2014). Keputusan Idul Adha tersebut berdasarkan keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah pada 8 Mei lalu. (yog/yog)