“Saya Ingin Tetap Ada, Nggak Mati”

1376

Selama bertahun-tahun, kelompok Hambangan Mlaten tidak memiliki gamelan. Mereka harus menyewanya setiap kali latihan dan saat pertunjukkan.

Meski kelompok ini mendapatkan sejumlah uang saat tampil, namun  tidak mungkin menggunakan uang tersebut untuk membeli gamelan yang harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Selain sangat jarang mendapat undangan tampil, uang tersebut selalu habis untuk sewa gamelan, akomodasi dan transportasi.

“Ada sisa, tapi apa tega melihat penari dan pemusik pulang dengan tangan kosong. Sedikit-sedikit mereka kan harus membawa pulang uang,” kata Abdul Rohman, penggerak Hambangan yang juga mantan Kepala Desa Mlaten.

Pihaknya mengaku sudah beberapa kali mendatangi Dinas Pariwisata Kabypaten Pasuruan untuk menjajaki peluang bantuan gamelan atau pembinaan. Pihak Dinas, kata dia, merespon keinginan tersebut namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut.

Baca Juga :   Korban Penipuan CPNS Membengkak, Jadi 10 Orang

“Kami coba beberapa kali ke dinas minta bantuan pembinaan atau peralatan. Mereka bilang harus ada nomor induk sehingga bisa didaftarkan dulu agar bisa mendapatkan dana. Namun itu hanya omongan saja karena belum ada tindaklanjut,” kata dia. (fyd/tabloid wartabromo)