Kedawung Kulon, Desa Tangguh Bencana (1)

1545

Tidak ketinggalan, peralatan memasak untuk dapur umum, juga tersedia di Poskolap Prima. Panci-panci dan penggorengan berukuran besar untuk memasak memenuhi kebutuhan logistik warga, hingga ereg saringan juga tersedia.

Namun dalam menghadapi bencana banjir yang rutin terjadi setiap tahun, selain peralatan, faktor manusia, yakni seluruh lapisan masyarakat adalah hal terpenting. Terutama kesigapan dan sikap tanggap masyarakat dalam menghadapi banjir menjadi yang terpenting.

Setiap anggota masyarakat di Desa Kedawung Kulon tersebut, cukup tanggap menghadapinya, begitu air di Sungai Rejoso nampak meninggi dan diperkirakan banjir akan datang melanda. Masyarakat tetap tenang menghadapinya dan bahkan masih bisa menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak.

“Terpenting dalam menghadapi bencana banjir, adalah keceradasan serta kepandaian mengelola energi atau tenaga yang dimiliki setiap personil. Tidak perlu dihadapi dengan panik dan kebingungan, karena justru akan membuat setiap langkah menjadi salah,” urai Bagong.

Baca Juga :   Angkat Budaya Jawa, Gelar Jamasan Pusaka

Ketidak panikan itu dicontohkan, saat banjir diperkirakan akan datang, warga secara pribadi-pribadi sudah bersiap. Tidak peduli rumah mereka tinggi atau lebih rendah dan diperkirakan air akan memasuki rumahnya. Tetapi mereka tetap bisa tidur dengan nyenyak, untuk menghemat energi dan tenaganya.

Warga memiliki cara tersendiri untuk bisa menikmati istirahat di tengah banjir. Caranya, kolong tempat tidur diberinya ban-ban yang sudah dipersiapkan. Jika saat air banjir bertamu ke rumahnya dan ketinggian terus bertambah, otomatis ban-ban di kolong tempat tidur akan mengangkat tempat tidur itu sendiri.

Sedangkan barang-barang berharga maupun perabot rumah tangga, warga sudah memiliki tempat khusus untuk menyimpannya. Biasanya barang-barang itu diamankan lebih dahulu sebelum mereka beristirahat.

Baca Juga :   Sarbumusi Akan Gelar May Day, Polisi Terjunkan 650 Personilnya

“Kesiagaan dan tanggap dengan aksi spontanitas dari semua warga menjadi kunci pokok untuk hadapi bencana banjir itu,” imbuh Bagong yang juga Kepala Dusun Magersari, Desa kedawung Kulon.

Terkait kesiagaan dan tanggapnya masyarakat dalam menghadapi bencana, Kepala Desa (Kades) Kedawung Kulon, Sugiharto, tidak dapat menutupi kebanggaannya kepada warganya. Karena kesiagaan dan tanggap itu, merupakan bentuk wujud dari kebersamaan yang terjalin di antara semua warga.

“Alhamdulillah. Warga kami memang rukun dan guyub. Ini menjadi modal penting bagi kami, untuk bisa menjadikan Desa Kedawung menjadi lebih baik, meski bencana banjir selalu datang di saat musim hujan,” ujar Sugiharto.

Desa Kedawung Kulon, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, secara administratif terdiri dari enam dusun. Yakni Dusun Kedawung, Magersari, Adirogo, Joyomulyo, Tugu dan Keprukan.
Populasi jumlah penduduk sekitar 5.600 orang dengan berbagai profesi beragam, seperti pegawai negeri dan perusahaan swasta, petani, peternak serta berprofesi di sektor dagang dan jasa maupun usaha mikro kecil menengah (UMKM). Sedangkan luasan lahan pertanian sekitar 175 hektar. (Harjo Suwun/tabloid WARTABROMO)