Potensi Wisata Hutan Pinus Yang Terabaikan

3224

Hal itu juga dibenarkan Tiari, anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Puspo, bahwa untuk menjaga kelestarian hutan lindung, tidak bisa lepas dari peran masyarakat.

“Kami sudah menyadari fungsi hutan lindung sangat penting untuk kehidupan. Kami akan menjaga dan melestarikannya, dengan ikut serta menanami hutan yang sudah gundul. Bukan hanya sebatas untuk lokasi wisata hutan pinus, tapi juga untuk menyimpan air yang kami butuhkan,” urai Tiari.

Selain hutan pinus, penggunaan transportasi tradisional untuk pengangkut rumput, berupa geledekan kayu, bisa menjadi daya tarik tersendiri yang bisa ditawarkan bagi wisatawan. Geledek kayu menjadi transportasi yang unik dan menunjukkan kearifan warga, menjaga lingkungannya. Yakni, tidak dikotori dengan polusi udara yang berlebihan akibat emisi gas buangan kendaraan bermotor.

Baca Juga :   Jebol Tembok, Kawanan Maling Berhasil Gondol Empat Sapi di Purwosari

“Dulu geledek kayu, jumlahnya mencapai ratusan buah. Warga yang sebagian memiliki ternak, pasti memiliki geledek kayu untuk mengangkut rumput yang diambilnya dari hutan. Sekarang jumlah geledek itu jauh menyusut, tinggal beberapa puluh saja. Keberadaannya digantikan motor,” ungkap Andre Siswanto, salah seorang warga.

Bukan hanya geledek kayu untuk mengangkut rumput saja yang dimiliki warga Desa Puspo. Dulu banyak dijumpai sepeda-sepeda kayu yang digunakan anak-anak untuk bermain. Bahkan keberadaan sepeda kayu itu, sekitar 6 tahun yang lalu masih dijumpai Warta Bromo, digunakan sejumlah anak-anak untuk mengisi liburan sekali. Namun saat ini, sepeda kayu itu sudah tidak dijumpai sebuah-pun.

Potensi wisata yang besar jika sejumlah titik lokasi sebaran hutan pinus di Desa Puspo tersebut bisa dikelola. Banyak manfaat besar yang bisa diraih oleh banyak pihak, terutama masyarakat, jika hutan pinus itu menjadi lokasi wisata.

Baca Juga :   Viral! Turis Banting Petugas di Bromo

Manfaat pertama, masyarakat setempat akan mendapatkan dampak berupa peningkatan ekonomi menjadi sejahtera dan wisatawan akan mendapat kepuasan menikmati kesejukan serta kesegaran hutan pinus. Kedua, dengan keberadaan hutan pinus sebagai lokasi wisata yang mendatangkan keuntungan, otomatis akan ikut serta menjaga kelestariannya.

Sedangkan manfaat ketiga, bahkan bisa menjadi yang terbesar, yakni terjaganya lingkungan hidup karena terpeliharanya hutan lindung. Sumber-sumber air terjaga kelestariannya. Banjir dan longsor hingga banjir bandang yang membawa lumpur, dapat dicegah serta tidak menyusahkan ratusan ribu warga Kabupaten dan Kota Pasuruan, seperti peristiwa banjir lumpur yang menyeret 24 rumah pada April 2015 lalu. (hrj/hrj)