Kisah Tukang Becak yang Tetap Berpuasa Meski Bekerja Keras

1867
Foto: Rosyidi

Pohjentrek (wartabromo) – Berpuasa itu urusan hati. Ketika sudah niat berpuasa, maka kesulitan apapun tak bisa menghalangi.

Hal itu tergambar pada seorang tukang becak asal Desa Cabean, Kecamatan Kraton, Abdul Majid (38). Meski harus bekerja keras mengayuh becak, keringat bercucuran di cuaca terik, dia tetap berpuasa.

Setiap wakti salat tiba, duda ini pergi ke musala atau masjid untuk melaksanakan ibadah.

“Saya sudah lama narik becak mas. Sudah sejak 2000. Kira-kira enam belas tahunan mas. Sejak Gus Dur masih menjabat jadi presiden,” kata Majid, Selasa (7/6/2016).

Meski berpenghasilan pas-pasan, Majid mengaku tetep bersyukur bisa mencari nafkah halal.

Setiap hari Majid mangkal di daerah pasar Warungdowo. Penghasilan menjadi seorang tukang becak tidak menentu. Setiap harinya Majid mendapat kurang lebih Rp 50-Rp 60 ribu rupiah.

Baca Juga :   Jelajahi Indahnya Kupang dengan Nam Air

“Cukup. Saya kan hidup sendiri. Pas puasa saya jarang sahur. Kalau buka ya ke warung,” katanya sembari menyebut istrinya sudah 5 tahun meninggalkannya. (ros/fyd)