Melacak Jejak Semaun di Pasuruan, Ketua Pertama PKI (1)

15130

Tentang kepulangan Semaun, Bonnie Triyana dalam atikelnya berjudul Semaun dan Sneevliet, Kisah Persahabatan Dua Orang Revolusioner, menyebutkan bahwa “Semaun meminta bantuan Sukarno ketika berkunjung kali pertama ke Moskow pada Agustus-September 1956. Sukarno lalu meneruskan permintaannya kepada Marsekal Barsilov, pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet. Akhirnya, Semaun bisa pulang ke Indonesia pada 1957,” tulis Bonnie Triyana.

Namun, menurut Lastari, Setelah kepulanganya ke Gununggangsir, Semaun lantas pergi lagi, mungkin ke Jakarta atau Surabaya. “Memang rumah orang tuanya di sini, setelah ke Gununggangsir, tidak tahu apakah di Jakarta atau Surabaya,” ungkap Lastari.

Sepak terjang Semaun pasca kepulanganya dari Moskow sudah berbeda jauh dengan Semaun muda di tahun 1920-an. Selama berada di Rusia, Semaun aktif bekerja sebagai pengajar bahasa Indonesia, dan penyiar radio.

Baca Juga :   Indonesia Dijajah 350 Tahun, Hanya Mitos?

Menurut Edi Tjahyono, Stalin sempat mempercayakan amanah kepada Semaun menjabat sebagai pemimpin Badan Perancang Negara (Gozplan) di Tajikistan dengan pangkat Wakil III Perdana Menteri. (asd)