Seminar Kota Layak Anak (Santri) Bisa Jadi Guidance Pemkot Pasuruan

1512

Pasuruan (Wartabromo.com)- Kota Pasuruan pernah mendapat penghargaan sebagai Kota Layak Anak. Namun, hal ini dirasa belum sampai menyentuh substansi layak anak (santri).

Hal inilah yang membuat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kota Pasuruan menyelenggarakan Seminar Kota Layak Anak (Santri). Acara ini digelar di Hall BJ Perdana, Minggu (22/11) dengan menghadirkan delegasi pengasuh madrasah se Kota Pasuruan.

REKOMENDASI: Seminar ini diharapkan bisa memunculkan rekomendasi untuk guidance Pemkot Pasuruan.

Seminar ini semakin berbobot dengan hadirnya tiga narasumber. Yakni, Prof Dr Hj Umi Dayati (guru besar Universitas Negeri Malang), KH M Nuri Usman, dan KH Moh Dhofir. Mereka mengupas tentang bagaimana mencetak lingkungan yang santri di Kota Pasuruan.

Hadir juga tokoh muda yang saat ini tengah memperjuangkan aspirasi madrasah Diniyah dalam bidang politik yaitu Adi Wibowo. Adi saat ini berjuang sebagai Calon Wakil Walikota Pasuruan.

Ketua FKDT Kota Pasuruan, Gus Nailur Rahman menjelaskan ikhtiar seminar ini bagian dari perumusan untuk menjadikan Kota Pasuruan bukan hanya sekadar layak anak. Melainkan layak anak santri.

TIGA INDIKATOR: Gus Amak menjelaskan tiga indikator untuk bisa mewujudkan Kota Pasuruan layak anak (santri).

Sehingga, menurut Gus Amak-panggilan akrabnya, seminar ini ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada Pemkot Pasuruan bagaimana mewujudkan generasi santri di Kota Pasuruan.

“Artinya, bukan hanya slogan tanpa roh. Bukan hanya casing tapi juga softwarenya. Bukan hanya fasilitasnya saja yang ramah anak. Tapi juga akidah – ahlaknya,” tegas Gus Amak.

AKRAB: Adi Wibowo hadir sebagai tamu undangan dalam acara seminar tersebut.

Ulama muda yang juga menjabat sebagai Ketua PCNU Kota Pasuruan ini berharap seminar ini bisa menjadi upgrading Kepala Madin untuk tergugah dan sadar akan pentingnya madin dalam membentuk karakter santri dan kultur lingkungan santri di Kota Pasuruan.

“Sekali lagi, harapannya rumusan FKDT ini bisa menjadi guidance Pemkot Pasuruan untuk bersama-sama membuat kebijakan ataupun aturan yang diperuntukkan agar Kota Pasuruan layak anak santri,” sambungnya.

Dengan jumlah sekitar 170 Madin di Kota Pasuruan, Gus Amak menilai Madrasah Diniyah adalah elemen strategis yang menjadi motor membentuk akhlak anak di Kota Pasuruan.

Apalagi, kata Gus Amak, Kota Pasuruan sudah dikenal dengan sebutan Kota Santri. Maka dari itu, ia menilai perlu ada kurikulum khusus yang akan diterapkan di pendidikan formal maupun non formal. “Kami ingin menanamkan karakter dan membimbing anak-anak agar lebih berkarakter. Jadi bukan hanya luarnya saja. Tapi, dalam dirinya juga harus disentuh,” cetusnya.

Putra dari KH Idris Hamid inipun memberikan tiga indicator untuk bisa mewujudkan Kota Pasuruan layak anak (santri.

Pertama, harus selamatkan aqidah atau ideologi anak.Jika ideologinya benar dan dibimbing oleh orang yang benar, maka memahami agamanya bisa jadi juga benar.”Tapi sebaliknya, jika akidahnya salah, maka jalan berpikirnya maupun ideologinya akan salah. Dan caara berjuangnya juga akan salah,” paparnya.

Kemudian kedua adalah menciptakan sadar ibadah. Ia menegaskan hal ini adalah bagian dari peran Pemkot Pasuruan dalam membuat regulasi dengan menciptakan sadar ibadah. “Misalnya, kalau mendengar adzan, apapun kegiatannya langsung ibadah. Nah, ini perlu peranan penting dari banyak pihak. Jadi lingkungan juga mendukung. Nah, ini pemerintah punya peranan penting di sini. Jadi ada contoh sadar ibadah untuk anak – anak,” jelasnya.