Sekawan Merak dan Rusa Liar Muncul di Hutan Binor

9330

 

Paiton (wartabromo.com) – Sekawanan burung merak nampak di Hutan Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Kemunculan satwa endemik yang terancam punah itu, sempat direkam kamera amatir warga.

Dalam video berdurasi sekitar 19 detik, terekam seekor burung merak di tengah jalan. Berdasarkan penelusuran wartawan media ini, memang benar, dalam video amatir itu adalah merak liar. Yang memang hidup secara endemik turun-temurun di KRPH Kabuaran, Desa Binor.

“Benar, kejadian kemarin lusa. Waktu itu memang ada mobil milik pekerja tambang yang lewat. Tiba-tiba ada merak itu. Merekapun sempat merekam dan melaporkan pada kami,” kata Ketua komunitas pecinta rimba dan satwa Indonesia (Perisai), Zainal Abidin Fadilah, Rabu (26/5/2021) siang.

Baca Juga :   Diduga Tak Berizin, Tambang Galian C di Wonomerto Disegel

Selanjutnya, relawan pecinta hutan dan satwa liar inipun melakukan patroli pengamatan. Hasilnya pun, cukup menggembirakan. Karena ternyata tidak hanya satu merak yang dilihat. Seperti dalam rekaman video amatir itu. Melainkan ada empat totalnya.

“Jadi yang nampak itu betinanya. Setelah kami telusuri, ternyata ada empat. Masing-masing dua jantan dan dua betina,” jelasnya.

Sebagai putra pribumi kawasan itu, Zainal paham betul kondisi di hutan dekat desanya itu. Diceritakannya, kemunculan satwa liar seperti merak, sangat sering. Beberapa tahun lalu. “Tapi semakin ke sini, beberapa tahun belakangan, sangat jarang sekali. Entah bersembunyi atau diburu,” tuturnya.

Tak hanya merak, di kawasan hutan Binor itu, juga sering muncul satwa liar lainnya. Seperti kijang, burung-burung dan trenggiling. Untuk rusa sendiri, sempat beberapa kali terekam ‘camera trap’ milik Perisai Hutan.

Baca Juga :   Yahhh... Karyawan Urung Libur Saat Coblosan Pilkades

Dari tahun 2014 hingga saat ini, Perisai Hutan tak hentinya melakukan sosialisasi dan edukasi pada masyarakat sekitar. Agar tidak merusak hutan, serta ikut andil aktif dalam pencegahan kebakaran lahan dan hutan.

“Alhamdulillah saat ini pola pikir masyarakat sudah mulai terbuka dan paham. Sehingga jika ada orang lain yang berniat merusak hutan maupun satwa liar di dalamnya, secara otomatis akan dicegah,” tutupnya. (lai/saw)