Makan Korban Jiwa, Berikut Fakta Tempat Kumkum Mayangan

281

Mayangan (WartaBromo.com) – Tempat kumkum di area Pelabuhan Perikanan Mayangan (PPM), makan korban jiwa kemarin. Dua bocah tenggelam, saat berenang tanpa pengawasan orang tua.

Penelusuran Wartabromo, ada beberapa fakta menarik soal tempat tersebut. Tempat kumkum itu, sebelumnya merupakan area pelabuhan biasa. Peruntukannya adalah untuk sandar kapal ikan dan area istirahat ABK.

Namun karena belum difungsikan penuh, atau tidak ada kapal bersandar, maka area tersebut digunakan bersantai oleh masyarakat yang berkunjung ke area pelabuhan.

Hal itu disampaikan Kepala Seksi Pelayanan Teknis Pelabuhan Perikanan Mayangan (PPM), Kota Probolinggo, Nonok Wijayanto. Kepada awak media, Nonok menyebut, pihaknya tidak pernah memberi izin berdirinya tempat wisata kumkum di area pelabuhan tersebut.

“Kami tidak pernah memberi izin sebagai tempat wisata, bahkan pengelolaannya itu juga bukan kami,” katanya, Senin (06/11/2023) siang.

Baca Juga :   Kemarau Basah, Petani Tembakau Didorong Segera Tanam

Keberadaan tempat kumkum itu sendiri mulai ramai ketika ada orang tua yang menjalani terapi berendam di air laut. Kabar itu menyebar luas. Bahkan, pada Agustus 2022, Walikota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin, sempat menyebutnya sebagai tempat wisata kumkum.

“Dari awal sampai sekarang, progres wisata kumkum di pelabuhan sangat luar biasa, semuanya jadi bagus dan rapi,” kata Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin di Probolinggo beberapa waktu lalu

Padahal menurut Nonok, tempat itu bukan peruntukannya sebagai tempat kumkum. Lantaran berada di area pelabuhan yang harusnya steril dari kegiatan masyarakat.

Selain tidak ada sistem keamanan yang memadai, lokasi kumkum itu juga tidak ada penjaga pantainya. Keamanan pada pengunjung yang berenang di area itupun tidak terjamin.

Baca Juga :   Gelar Pilkades, Pemkab Probolinggo Alokasikan Dana Rp21,7 Miliar

“Selain itu, area tersebut merupakan lahan milik Provinsi. Seharusnya area harus steril, tidak ada tempat wisata, dulu kami sering mengimbau masyarakat atau pengunjung, agar tetap berhati – hati dan jangan lepas pengawasan jika ada anak kecil yang berendam disana,” tambah Nonok.

Kedepan, Nonok menyebut, pihaknya akan mengembalikan peruntukan area tersebut. Yakni sebagai tempat sandar kapal ikan.

“Kalau mau terapi berendam air laut ya silahkan, asal jangan di wilayah kami ini, entah di Pantai Bentar atau dimana gitu, yang jelas jangan disini, karena kalau sudah seperti ini, siapa yang mau bertanggung jawab,” tandas Nonok.

Disinggung soal keberadaan lapak PKL di lokasi itu. Nonok tidak mempermasalahkan. Namun untuk aktivitas kumkum, ditutup total.

Baca Juga :   Sekolah Tatap Muka Dimulai Juli hingga Bincang Bareng Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf | Koran Online 27 Feb

Diwartakan sebelumnya, diduga berenang di pantai tanpa pengawasan orang tua, dua bocah di Kota Probolinggo, tenggelam. Satu orang berhasil dievakuasi dan diselamatkan, sedangkan satu lagi ditemukan dalam kondisi meninggal.

Panik dan histeris, ketika petugas BPBD Kota Probolinggo, bersama sejumlah warga sedang berusaha menyelamatkan nyawa AJN, bocah 8 tahun yang tenggelam di tempat wisata kumkum, Pantai Mayangan.

Petugas bersama warga, berupaya semaksimal mungkin, menyelamatkan nyawa bocah tersebut. Baik dengan cara memompa jantung korban, sampai menyedot cairan yang ada di saluran nafasnya serta memberikan nafas buatan.

Beberapa menit berselang, AJN berhasil diselamatkan. Sementara saudaranya, ALF, ditemukan meninggal. (lai/saw)