Prosesi Hari jadi Untuk Motivasi Bangun Kabupaten Pasuruan

1096
hari jadi2
Kesenian Suku Tengger dari Tosari saat prosesi budaya Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke 1.086 di Taman Candra Wilwatikta Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (17/10/2015) malam. foto WARTA BROMO/Harjo Suwon

Pandaan (wartabromo) – Puncak Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke 1.086 ditandai dengan prosesi budaya yang digelar di Ampiteather Taman Candra Wilwatikta, Sabtu (17/10/2015) malam. Prosesi budaya yang ditandai dengan pembacaan isi Prasasti Cungrang berkalender 18 Sepetember 929 yang dikeluarkan Mpu Sendok itu, menjadi pembuka puncak acara.

Di fragmenkan perjalanan Kabupaten Pasuruan sejak Jaman Kalingga (Holing) di Jaman Ratu Sima, Jaman Mataram Kuno, Jaman Kerajaan mulai Mpu Sendok hingga Majapahit dan Mataram Islam yang diawali dari Kerajaaan Demak Bintoro.

“Prosesi Hari Jadi bukan hura-hura. Tapi yang lebih dominan adalah ungkapan rasa Syukur kehadirat tuhan atas nikmat dan anugerah yang diberikan kepada Kabupaten Pasuruan. Sekaligus, peringatan dan prosesi Hari Jadi akan memotivasi semua elemen masyarakat untuk lebih bersemangat membangun,” kata M Irsyad Yusuf, Bupati Pasuruan.

Baca Juga :   Ribuan Warga Tengger Gelar Yadnya Kasada di Tengah Erupsi

Perjalanan Kabupaten Pasuruan dari masa ke masa, disampaikan secara detil oleh Sudiono Fauzan, Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan.

hari jadi1
Kesenian Barongsay menunjukkan budaya jaman Kalingga (Holing)

Menarik, dalam fragment drama kolosol perjalanan sejarah Kabupaten Pasuruan, di empat jaman itu, disuguhkan atraksi budaya pada setiap jaman. Masa Kerajaan Holing dengan atraksi Barongsay dan tarian etnis Tionghoa, Era Mataram Kuno dengan kesenian adat Suku Tengger, Jaman Kerajaan dengan tari-tarian hingga era Mataram Islam dengan budaya santri.

“Semua budaya itu, hingga saat ini membaur dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Pasuruan. Semuanya dipelihara sebagai bagian dari budaya yang tak terpisahkan. (hrj/hrj).