Relokasi Pasar Baru Dipersoalkan Pemilik Toko

1153

Probolinggo (wartabromo.com) – Pembangunan Pasar Baru belum juga dimulai, meski begitu Pemkot Probolinggo, sudah membangun bedak (los) yang akan ditempati para pedagang yang direlokasi. Namun, pembangunan bedak itu dipersoalkan oleh pemilik toko, karena menutup akses pembeli, sehingga bakal mematikan usaha mereka.

Lokasi bedak ini, berada di sisi timur jalan Tjut Nya’ Dhien atau barat pasar Baru. Dengan ukuran 2×3 meter, dibagi dua dengan jalan berada tengahnya selebar 2 meter untuk akses pembeli.

Pihak pasar berencana membuat 208 lapak dengan anggaran sekitar Rp. 900 juta. Sementara sisi barat tetap dibuka untuk pengendara dan pejalan kaki. Sehingga dengan kondisi ini, kendaraan nantinya tidak tergangu dengan pembeli, karena pembeli mendapatkan akses di.areal dalam.

Baca Juga :   Ditabrak Innova, Kakek dan Cucunya Patah Tulang

Lapak ini telah dikerjakan di mulai dari arah utara ke selatan, bercat hijau tua dan terbuat dari besi kanal U itu, belum diketahui bahan atap dan dindingnya. Pondasinya hanya menempel ke jalan raya dengan tinggi sekitar 30 cm dari jalan aspal dan dicor.

Pembangunannya sudah berlangsung sejak Senin (18/9/2017) lalu hingga Kamis (19/10/2019) siang, terlihat suda ada tiga kelompok berisi 36 lapak di dua los, dan 42 bedak pada los lainnya.

“Kalau posisinya seperti itu, jelas akan mengganggu bagi pemilik toko yang di sebelah timur. Jangankan pembeli, kami yang pemilik toko pasti kesulitan untuk masuk ke toko, ditambahkan lagi ketika bongkar muat barang. Kami bukannya menolak, tapi bagaimana ada akses bagi pedagang lainnya,” kata Edi Susanto, salah satu pemilik toko.

Baca Juga :   PDI-P Cuma Target 10 Kursi di DPRD

Kekhawatiran Edi dan pemilik toko lainnya adalah karena proses pembangunan pasar Baru belum diketahui kapan dilaksanakannya. Sehingga, kondisi itu diprediksi akan terjadi berbulan-bulan dan berpotensi mematikan usaha.

“Kalau cuma satu-tiga bulan, kami gak mempermasalahkan. Pembangunannya kapan juga belum diketahui, lah kalau kayak ini usaha kami dimatikan. Pemerintah harus memperhatikan ini,” ujarnya lebih lanjut.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP), Gatot Wahyudi mengatakan, terkait keluhan pedagang itu, Pemkot akan mengumpulkan pihak terkait. “Pembangunan lapak relokasi dilakukan Dinas PU. Untuk itu, kami berkoordinasi dengan satker terkait dan polres untuk mencari solusinya,” ujarnya.

Terkait pembangunan pasar Baru, ia mengatakan tidak sekaligus, tetapi bertahap atau pembangunan multi year dengan anggaran sekitar Rp. 37 miliar. Dana sebesar itu selain untuk pembangunan pasar, sekaligus digunakan biaya relokasi beserta lapaknya. Ada sekitar 450 lebih pedagang yang akan direlokasi. (fng/saw)