Ada 66 Kasus DBD Sepanjang Bulan Januari di Probolinggo

817

Probolinggo (wartabromo.com) – Intensitas hujan yang tinggi membuat penyebaran penyakit DBD (Demam Berdarah) merajalela di Kabupaten Probolinggo. Menjelang berakhirnya bulan Januari setidaknya ada 66 kasus ditemukan menyerang warga.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, mencatat ada 66 kasus DBD hingga Senin (28/1/2019). Kemungkinan jumlah temuan itu akan bertambah hingga berakhirnya bulan ini. Sehingga menjadi pekerjaan rumah bagi petugas Dinkes.

“Banyaknya jumlah temuan itu diakibatkan dari faktor cuaca, yaitu musim penghujan yang banyak dijadikan sarang nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk itu banyak muncul saat musim hujan seperti ini,” ungkap Kasi Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Menularan (P2PM) Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Veronica, Rabu (30/1/2019).

Baca Juga :   'Setia Band' akan Ngabuburit dan Bagi Takjil di GOR Kota Pasuruan

Ia menyampaikan, biasanya pada cuaca yang tak menentu, daya tahan tubuh menurun drastis. Sehingga penyakit tersebut mudah menyerang seseorang. Apalagi didorong oleh faktor kebersihan dan lingkungan yang buruk. Dimana lingkungan yang buruk, menjadi media berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti, penyebab demam berdarah.

“Untuk itu bersihkan bak mandi, kubur barang bekas, dan jangan biasakan menumpuk barang kotor dan bau. Selain itu rajin berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh. Kalau daya tahan tubuh menurun, mudah terserang penyakit, utamanya DBD,” saran Dewi.

Untuk menekan peredaran penyakit menular itu, Dinkes gencarkan melakukan pengasapan (fogging). Sepanjang Januari ini, setidaknya ada 16 kali pengasapan. Pengasapan ini, cukup efektif membunuh nyamuk Aedes Aegypti. Namun, tidak efektif pada jentik yang ada digenangan air.

Baca Juga :   Razia Subdenpom V/3-4 Pasuruan Jaring Kendaraan Berstiker TNI

Lebih lanjut, Dewi menuturkan syarat fogging berdasarkan penyelidikan epidemiologi (PE) harus ditemukan lebih dari 3 penderita demam. Serta ditemukan banyak jentik dari pemeriksaan 20 rumah di sekitar penderita DBD.

“Perlu ada gerakan kesadaran dari masyarakat sendiri untuk rajin membersihkan tempat-tempat kumuh yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” tandasnya. (cho/saw)