Saya Jamin Penanganan Covid-19 Akan Gagal Jika Data Tak Terbuka dan Akurat

3433

Sudah seminggu lebih nomor kontak jubir yang biasa dipakai menyampaikan update tak aktif. Imbasnya, tak satupun informasi yang berseliweran bisa terjelaskan dengan baik.

Memang, Satgas tidak hanya jubir seorang. Ada ketua, yang dikomandoi Bupati secara langsung, wakil ketua yang terdiri dari pejabat Forkopimda seperti Kapolres, Ketua DPRD, hingga Dandim. Tetapi, soal urusan detil informasi, bukan di mereka-mereka ini.

Ada petugas teknis operasional yang menguasai. Tetapi, lagi-lagi, dengan alasan ada jubir, petugas dimaksud tidak berani menyampaikan. Yang terjadi adalah saling lempar. Hingga pada akhirnya kita tidak pernah tahu dari siapa informasi utuh kita dapatkan.

Saya, dan kami semuanya selalu meyakini bahwa pandemi ini bisa diatasi. Syaratnya satu; terbukalah. Jujurlah dengan data dan informasi. Sebab, dengan data dan informasi yang utuh itu pula, kita semuanya bisa melindungi diri.ke halaman 2

Baca Juga :   Hai Bund, Yuk Ketahui Manfaat Musik Untuk Perkembangan Bayi

Ketidaksesuaian data dan informasi bukan hanya terjadi di Pasuruan. Missinformasi juga terjadi pada kasus positif covid-19 Kota Probolinggo.

Pada Selasa (7/04/2020) Pemkot setempat mengonfirmasi dua kasus positif korona. Namun, hingga Kamis (9/04/2020) data pasien yang positif tak kunjung masuk dalam database provinsi. Pihak provinsi baru merilis kasus positif tersebut pada keesokan harinya, Jumat (10/04/2020). Itu pun hanya seorang.

Bertindak cepat dan tepat adalah syarat mutlak agar kita sama-sama bisa mengatasi situasi ini dengan efektif. Tapi, apa jadinya jika data dan informasi selalu terlambat?    ke halaman awal

 

.