Dari Rumah di Kota Pasuruan Ini, PBNU Pernah Kendalikan Organisasi dan Kobarkan Semangat Revolusi

5615

Pengurus PBNU sekarang, kata Ali, sudah mengetahui rumah kakeknya tersebut pernah memiliki riwayat penting menyelamatkan roda organisasi dengan menjadi kantor organisasi.

Namun perawatan rumah tersebut dilakukan secara swadaya oleh pribadi dan patungan keluarga. Seperti beberapa waktu lalu, salah satu ornamen atap di teras tergerus air hujan dan jatuh, Ali yang membenahi.

Beberapa kali, Wali Kota Pasuruan terpilih, Saifullah Yusuf mengunjungi rumah tersebut. Bahkan, Gus Ipul -sapaanya-, semasa masih menjabat sebagai Wakil Gubernur sering mengunjungi kediaman Kiai Dahlan. Beberapa kali juga ikut dalam haul Kiai Dahlan.

“Gus Ipul sering datang haulnya Kiai Dahlan. Bahkan sebelum beliau jadi Wali Kota, masih Wakil Gubernur dulu,” imbuhnya.

Baca Juga :   Merawat Mimpi, Merajut Asa Anak-anak yang Tak Punya Pilihan

Jadikan Wisata Budaya

Untuk menyelamatkan aset rumah yang menyimpan narasi sejarah penting ini, Ali berharap, nantinya kepada Wali Kota terpilih, Gus Ipul untuk menjadikan rumah tersebut sebagai Cagar Budaya atau Museum. Ini penting, menurutya, agar masyarakat Kota Pasuruan, Nahdliyyin (warga NU), maupun generasi muda secara umum tahu akan sejarahnya sendiri. Bagaimana pecahnya revolusi berdampak pada roda organisasi.

Nantinya, rumah tersebut difungsikan sebagai “museum NU” yang berisi beragam berkas organisasi, stempel, dan barang-barang PBNU yang pernah diolah di sana.

Tidak menutup kemungkinan barang-barang pribadi Kiai Dahlan juga akan dipajang, seperti tongkat gading untuk membantu Kiai Dahlan berdiri dan berjalan.

“Jas-jas beliau juga masih banyak dan masih bagus kondisinya tersimpan di dalam almari. Sayangnya kitab-kitab beliau sudah disumbangkan ke Kiai Asnawi di Lekok. Tapi nanti tidak hanya tentang Kiai Dahlan, tapi juga foto-foto dan koleksi kiai-kiai NU di Pasuruan,” jelasnya.

Baca Juga :   Ungguli Kiai Said, Gus Yahya Terpilih Jadi Ketua Umum PBNU Periode 2021-2026

Kini, ia berharap dengan perhatian dari Pemkot nantinya bisa memantik agar generasi muda mempelajari perjalanan sejarah bangsanya, leluhurnya di wilayahnya. Sekaligus memperhatikan aset-aset sejarah yang berada di Kota Pasuruan untuk dirawat sebagai cagar budaya. Apalagi bisa difungsikan sebagai wisata sejarah.

“Saya berharap pada Wali Kota Pasuruan, Gus Ipul untuk memperhatikan aset-aset sejarah, terutama NU, untuk dirawat. Apalagi kalau digunakan untuk wisata sejarah sebagai edukasi bagi generasi muda mengenal sejarah.” pungkasnya.

Ali juga sempat menyebut, peran penting dari Kiai Dahlan di antaranya, Kiai Dahlan pernah menjabat sebagai Ketua PBNU periode 1957-1967. Kakeknya juga pernah menjabat sebagai Menteri Agama zaman Presiden Sukarno dan Dewan Pertimbangan Agung (DPA).

Baca Juga :   Serunya Berselancar Wisata di River Tubing Jumpinang

Kiai Dahlan sendiri meninggal dunia di Jakarta 2 Februari 1977. Lantaran berjasa besar bagi bangsa dan negara, jasad Kiai Dahlan disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. (*/asd)