NU Jatim Minta Nahdliyin Tidak Terprovokasi

3397

Kraksaan (WartaBromo) – Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) meminta warga nahdliyin untuk bersikap tenang, ketika ada pihak yang mendiskreditkan NU. Termasuk dalam menyikapi polemik pernyataan Menteri Agama (Menag), Gus Yaqut Cholil Qoamus.

“Anggap anjing menggonggong saat khafilah berlalu,” kata Khatib PWNU Jatim, KH. Syafrudin Syarif dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW dan resepsi Hari Santri Nasional (HSN) 2021 di kantor PCNU Kota Kraksaan pada Selasa (26/10/2021).

Ia mengatakan pada hakikatnya, perjuangan kiai NU dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sangat besar. Berbicara tentang perjuangan Nahdlatul Ulama (NU) dalam mengawal kemerdekaan Indonesia, maka tak dapat dipisahkan dengan sosok KH. Hasyim Asy’ari, Rais Akbar NU. Mengobarkan semangat juang warga nahdliyin melalui Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945.

Baca Juga :   Terkonfirmasi Positif, Ketua Umum PBNU : Corona Bisa Menimpa Siapa Saja

“Jaman dahulu itu, tidak ada alat komunikasi seperti yang sekarang ini. Kiai dan santri melalui getok tular, mengobarkan Resolusi Jihad hingga ke pelosok desa. Hingga puncaknya adalah pertempuran Surabaya yang terkenal itu. Pertempuran heroik itu, bukan oleh kaum kemarin sore. Sejarah itu harus difahami dengan baik oleh kaum saat ini,” tuturnya.

Dari Resolusi Jihad itu muncullah kaidah Hubbul Wathan Minal Iman (mencintai Tanah Air adalah bagian dari iman). “Artinya Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah harus dijaga dan ditolong. Siapa penjaganya, tentu tak lain adalah NU, termasuk Banom didalamnya,” kata alumnus Ponpes Hidayatul Mubtadiin Lirboyo itu.

Ia juga menyikapi kondisi PCNU Kota Kraksaan dan PCNU Kabupaten Probolinggo. Dimana dalam beberapa pekan lalu, muncul desakan perombakan pengurus. Pasca operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK terhadap Hasan Aminuddin, salah satu mustasyar.

Baca Juga :   Tertunda Karena Covid-19, Konfercab PCNU Kabupaten Probolinggo Digelar

“Termasuk ketika ada desakan adanya KLB (Kongres Luar Biasa) di tubuh NU, tidak ada KLB di AD/ART NU, yang ada PAW (Pergantian Antar Waktu). Karena Rais dan Tanfidziah tidak ada masalah, tenang-tenang saja,” lanjutnya di hadapan pengurus PCNU Kota Kraksaan dan Ketua MUI Jatim, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah dan kiai lainnya.

“Pendiri NU tidak akan terima ketika NU diganggu. Ketika kalian benci pada seseorang, jangan dilimpahkan kebencian itu pada NU. Yang penting pengurus NU harus on the track, jangan pedulikan yang lain, kerja dan kerja memakmurkan warga nahdliyin,” tandas Wakil Ketua MUI Jatim tersebut. (saw/saw)